Rabu 05 Apr 2017 13:16 WIB

Polisi Australia Sita 900 Kg Sabu Bernilai Rp 9 T

Seorang petugas polisi mengambil sabu yang dimasukkan ke dalam kayu untuk membuat lantai
Foto: ABC
Seorang petugas polisi mengambil sabu yang dimasukkan ke dalam kayu untuk membuat lantai

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Polisi Australia telah menahan dua orang pria setelah menemukan narkoba jenis sabu terbesar dalam sejarah negeri ini, seberat 900 Kg, dan diperkirakan bernilai 898 juta dolar AS (sekitar Rp 9 triliun) di Melbourne.

Seorang pria asal Blackburn berusia 53 tahun, dan seorang pria asal Doncaster berusia 36 tahun telah dikenai tuduhan melakukan pengiriman narkoba dalam jumlah besar, dan polisi juga masih mencari dua orang lain dan sebuah mobil Nissan putih.

Asisstant Commisioner Neil Gaughan dari Kepolisian Federal Australia (AFP) mengatakan narkoba tersebut disita dari sebuah gudang di kawasan Nunawading setelah polisi mendapatkan izin melakukan 12 pencarian sejak bulan Februari, menyusul penyelidikan selama beberapa bulan mengenai adanya sindikat narkoba internasional.

"Kami berhasil menemukan 70 kotak bahan kayu untuk membuat lantai. Dan di dalam masing-masing kotak tersebut terdapat dua kilogram methamphetamine," kata Gaughan.

"Kami bukannya tiba di lokasi tanpa sengaja. Ini adalah bagian dari sistem berbagi informasi yang melewati batas-batas internasional, dan juga perbatasan di dalam Australia sendiri."

Gaughan mengatakan narkoba ini berasal dari Asia. "Narkoba ini tiba dengan kapal ke pelabuhan di Melbourne, dan kemudian dimasukkan ke dalam gudang. Cara mereka menyembunyikan narkoba ini cukup kompleks, cukup unik. Sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya," katanya.

Pihak berwenang mengatakan besarnya tangkapan ini menunjukkan besarnya permintaan akan narkoba di Australia, dimana harga shabu shabu di pasaran lebih tinggi dibandingkan negara Barat lainnya.

Sebuah penelitian mengenai air limbah buangan di Australia menunjukkan baha methylamphetamine atau shabu shabu adalah jenis narkoba yang paling banyak digunakan di sini.

Kota-kota di Australia Barat menunjukkan penggunaan sabu lebih tinggi dari rerata nasional, sementara di Australia Selatan, penggunaannnya juga lebih tinggi.

A large quantity of ice intercepted by a joint police operation in Victoria.
Sabu-sabu ini berasal dari Asia.

Supplied: Australian Federal Police

Pemakaian sabu juga terjadi di kota-kota regional di Queensland, Victoria dan Tasmania. Menteri Urusan Kepolisian Victoria Lisa Neville mengatakan penyitaan ini merupakan keberhasilan pihak berwenang mencegah narkoba masuk ke pasaran, dan mengatakan mereka yang tewas di jalanan di Victoria karena shabu shabu lebih banyak dibandingkan karena alkohol.

"Yang disita hari ini adalah sekitar sembilan juta penjualan individu sabu ini," katanya.

"Kami berusaha untuk mengurangi dampak buruk narkoba, mencoba mengurangi akses terhadap narkoba, obat yang mematikan yang menciptakan dampak buruk di seluruh kelompok masyarakat."

Tetapi Assistant Commissioner Gaughan mengakui polisi masih jauh dari berhasil dalam mencegah adanya penyeludupan narkoba. "Bila kita jujur, narkoba masih masuk ke wilayah kita. Analisa terhadap limbah air buangan menunjukkan bahwa masih tingginya penggunaan methamphetamine dan narkoba lain di negeri ini," kata Gaughan.

"Kami tahu kami tidaklah berhasil mencegah semua penyeludupan narkoba yang ada."

Diterjemahkan pukul 13:50 AEST 45/4/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/polisi-australia-sita-900-kg-shabu-shabu/8418132
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement