REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Tim tanggap darurat bencana longsor di Desa Banaran telah menentukan lokasi hunian baru bagi korban selamat. Kasdim 0802 Ponorogo, Mayor Arm Timbul Moedjihartoyo mengatakan, dari 28 rumah yang rusak akbiat tertimbun tanah longsor, sebanyak 14 rumah siap didirikan dalam waktu dekat.
Dia menjelaskan, 14 rumah itu akan dibangun di lahan lain milik korban selamat. "Kemarin kami sudah meninjau 14 lahan itu, ada diperbukitan dan itu aman. Kalau warga sudah siap, kami akan bangung rumah sementara," kata Timbul kepada Republika.co.id di lokasi bencana longsor pada Rabu (5/4), siang.
Sementara untuk korban selamat yang tidak mempunyai lahan di tempat lain, tim tanggap darurat bencana berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo masih mencari lahan kosong yang direkomendasikan aman sehingga dapat dibangun rumah bagi korban bencana longsor Banaran. Timbul mengatakan, 14 titik lokasi lahan yang siap dibangun rumah bagi warga itu dipastikan aman dan tidak berpotensi terjadi longsor.
Sementara di hari kelima pascabencana longsor terjadi, tim tanggap darurat memindahkan posko pengungsian korban selamat. Warga dipindahkan, dari rumah Kepala Desa Banaran ke posko tenda yang dibangun oleh TNI di dusun Kajaran. "Karena riskan di rumah pak lurah, warga juga agar lebih leluasa tidak sempit. Kita siapkan semuanya termasuk MCK juga," katanya.
Sementara itu, di hari kelima pascalongsor, tim gabungan tanggap darurat bencana longsor di Desa Banaran kembali melanjutkan proses pencarian korban longsor. Dari 28 korban baru tiga korban yang berhasil ditemukan. Ketiganya ditemukan tak bernyawa tertimbun tanah longsor. Mereka adalah Katemi (65 tahun), Danu Setiawan (28 tahun), dan Sunadi (40 tahun). Sementara itu korban selamat sebanyak 200 jiwa masih berada di posko pengungsian di kelurahan Banaran.