REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay meminta semua pihak menjaga agar Pilkada DKI Jakarta berlangsung secara tertib dan damai. Ia menegaskan, segala bentuk kampanye hitam sudah semestinya ditinggalkan.
Saleh mengatakan, dalam masing-masing kubu pasangan calon seharusnya lebih menonjolkan pada program yang diusung, dan bukan saling menyerang dengan bentuk kampanye hitam. Saleh pun meminta kepada penyelenggara Pilkada DKI, harus lebih responsif dalam menindaklanjuti laporan dan indikasi adanya kampanye hitam.
"Kalau ada kampanye hitam, itu perlu diusut tuntas. Kalau didiamkan, dikhawatirkan akan muncul lagi hal yang sama. Tentu itu dapat memicu gesekan di tengah masyarakat," ujar Saleh, Rabu (5/4).
Menurut Saleh, kampanye hitam tetap tidak akan mendidik meskipun dilatarbelakangi dengan beragam motif. Masyarakat perlu diberikan pendidikan politik yang benar. Dengan begitu, masyarakat dapat menentukan secara mandiri pilihannya dalam putaran kedua nanti. Saleh mengharapkan masyarakat tidak terpengaruh dengan kampanye-kampanye hitam.
"Kalau ada yang kampanye hitam, patut diduga ada pihak yang tidak siap berkompetisi secara sehat. Masyarakat silahkan menilai program-program yang ditawarkan secara rasional," katanya.
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu terakhir pasangan muncul spanduk-spanduk bernada provokatif, seperti Jakarta bersyari'ah. Spanduk itu seolah dipasangan oleh kubu Paslon Anies-Sandi.
Namun pihak Anies-Sandi menegaskan tidak pernah mengusung atau memasang spanduk bernada tersebut. Pihak Anies-Sandi pun menilai spanduk-spanduk tersebut merupakan kampanye hitam yang ditujukan kepada mereka.