REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Komite Investigasi Rusia mengatakan enam orang telah ditangkap dan ditahan di St Petersburg karena diduga terlibat kegiatan perekrutan militan ISIS untuk membantu serangan terror di sana. Adapun mereka yang ditangkap berasal dari negara-negara di Asia Tengah.
Komite Investigasi Rusia mengungkapkan saat ini pihaknya belum menemukan adanya keterlibatan keenam orang yang ditangkap tersebut dalam serangan bom di kereta bawah tanah St Petersburg pada Senin (3/4) lalu. Kendati demikian, Komite Investigasi Rusia menemukan bukti adanya kegiatan perekrutan untuk bergabung ke kelompok milisi yang dilakukan oleh mereka.
“Mereka ditahan karena merekrut imigran Asia Tengah lainnya di St Petersburg untuk melaksanakan kegiatan terror dan bergabung dengan kelompok-kelompok bersenjata ilegal, termasuk ISIS,” kata Komite Investigasi Rusia seperti dilaporkan laman BBC, Rabu (5/4).
Ketika penangkapan Komite Investigasi Rusia menemukan beberapa berkas dari tempat tinggal mereka. Salah satunya adalah literatur-literatur yang biasa dimiliki olek kelompok ektremis Islam.
Semantara itu, Komite Investigasi Rusia terus melakukan penyelidikan terkait serangan di stasiun kereta bawah tanah di St Petersburg yang diduga dilakukan oleh seorang berkebangsaan Kyrgyzstan, Akbarzhon Jalilov, termasuk perihal motif dan kaitannya dengan organisasi radikal.
Pada Senin (3/4) lalu, ledakan di kereta bawah tanah di St Petersburg menyebabkan 14 orang tewas dan melukai hampir 50 orang lainnya. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terhadap aksi teror tersebut.