REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Setelah serangan bom di stasiun kereta bawah tanah di St Petersburg, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ancaman terorisme belum mereda. Hal itu ia sampaikan ketika menggelar pertemuan dengan pejabat keamanan Rusia, Rabu (5/4).
“Peristiwa tragis baru-baru ini di St Petersburg adalah sebuah konfirmasi terbaik tentang hal ini (ancaman terorisme),” ujarnya seperti dilaporkan laman CBS News.
Ia juga mengatakan, setiap daerah dan wilayah aliansi di Rusia bisa saja menjadi target serangan teroris. “Hampir setiap daerah memiliki kemungkinan dan potensi untuk menjadi target serangan teroris,” kata Putin.
Terkait hal ini, Komite Investigasi Rusia terus melakukan penyelidikan terkait serangan bom di stasiun kereta bawah tanah di St Petersburg pada Senin (3/5), lalu. Serangan tersebut menewaskan 14 orang dan melukai puluhan lainnya.
Otoritas keamanan Rusia juga baru saja menangkap enam orang terduga yang melakukan perekrutan warga Asia Tengah untuk bergabung menjadi anggota ISIS. Enam orang tersebut juga diduga membantu aksi teror yang terjadi di Rusia. Kendati demikian, pihak keamanan Rusia masih menyelidiki kemungkinan keenam orang tersebut dengan aksi teror di St Petersburg.