REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mendorong diselenggarakannya dialog antarumat beragama. Menurut dia, dialog antarumat beragama tidak hanya dilakukan dalam suatu forum diskusi, namun juga perlu direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ia juga mengaku, dia termasuk salah satu tokoh yang mendirikan dialog masyarakat antarumat agama. “Ya, itu kan menjadi tema kita, bagaimana agar sesama warga bangsa ini, dialog itu tidak hanya di dalam forum diskusi, tapi juga dialog in action. Nah kita akan mencoba dialog itu tidak hanya di dalam wilayah diskusi, tapi juga ada praktiknya bagaimana,” jelas Nasaruddin usai menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/4).
Dialog antarumat beragama ini juga merupakan salah satu usulan dari sejumlah ulama kepada Presiden Jokowi saat pertemuan pada Selasa (4/4) lalu. Nasaruddin pun berharap agar terdapat langkah ataupun upaya agar masyarakat dapat hidup beragama secara baik dan tenang serta dapat meningkatkan produktifitas perekonomian masyarakat.
“Beliau (Presiden, Red) menyampaikan juga ke saya, bahwa kami juga menerima beberapa ulama-ulama kemarin. Jadi harapannya kita semuanya, bagaimana kita beragama secara baik secara tenang sambil melakukan pendekatan produktifitas umat dari segi ekonomi, segi pendidikan, dan seterusnya,” kata dia.
Kendati demikian, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam ini, Nasaruddin mengaku tak membahas dialog antarumat agama ini secara rinci. Menurutnya, Jokowi meminta agar apa yang menjadi pemikiran Nasaruddin terkait dialog antarumat agama ini dapat dilanjutkan. “Beliau minta supaya apa yang disampaikan Pak Nasar dilanjutkan, dicerahkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden juga telah menerima kunjungan sejumlah ulama di Istana pada Selasa (4/4). Dalam pertemuan tersebut, dibahas terkait berbagai masalah keagamaan dan upaya meningkatkan toleransi antarumat beragama.
Kiai Haji Syukron Makmun juga meminta Jokowi menggelar pertemuan antartokoh umat beragama untuk menghasilkan kesepakatan demi mewujudkan kerukunan dan kedamaian. “Kami harapkan kepada bapak Presiden untuk membuat pertemuan antartokoh umat agama untuk mengatakan kata sepakat, jangan hanya rukun, rukun, rukun tapi tidak ada pegangannya,” ujarnya.