Kamis 06 Apr 2017 07:12 WIB

Muhammadiyah Umumkan Awal Ramadhan-Syawal-Dzulhijah 1438 H

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan awal puasa bulan Ramadhan, hari Idul Fitri 1 Syawal, awal Zulhijah, dan hari Arafah 438 Hijriyah/2017 Masehi. "Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan ini mengumumkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah 1438 Hijriah berdasarkan hasil 'hisab hakiki wujudul hilal' yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang diterima lewat maklumatnya di Jakarta, kemarin.

Berdasarkan perhitungan astronomi, Haedar mengatakan, Muhammadiyah menetapkan awal puasa 1 Ramadhan tahun ini jatuh pada 27 Mei 2017. Kemudian Idul Fitri 1 Syawal bersamaan dengan Ahad, 25 Juni 2017.

Selanjutnya, kata dia, untuk 1 Dzulhijah 1438 H jatuh pada Rabu, 23 Agustus 2O17, kemudian hari Arafah 9 Zulhijah 1438 H di hari Kamis, 31 Agustus 2O17, dan hari raya Idul Adha 10 Dzulhijah 1438 H bertepatan dengan Jumat, l September 2O17.

"Demikian maklumat ini disampaikan untuk dilaksanakan dan agar menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1438 H. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti mengatakan, pihaknya tetap akan menghadiri sidang itsbat penetapan hari besar Islam yang diselenggarakan Kementerian Agama. Kehadiran itu tetap diagendakan Muhammadiyah meski salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia itu sudah menetapkan beberapa hari besar Islamnya.

Muti mengatakan, terdapat syarat sehingga ada perwakilan Muhammadiyah dalam sidang itsbat yang digelar pemerintah, yaitu pertama proses sidang itsbat tidak disiarkan langsung oleh media kecuali untuk pengumuman hasil musyawarah. Berikutnya, kata Muti, jika terjadi perbedaan pendapat maka itu harus dimasukkan ke dalam pertimbangan pengambilan keputusan agar tidak ada pendapat kelompok tertentu yang merasa diabaikan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement