REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr. I Ketut Kariyasa
JAKARTA -- Di Indonesia pertanian mempunyai peran yang sangat strategis dan penting. Selain sebagai pendorong dalam pertumbuhan ekonomi nasional karena sebagai kontributor kedua terbesar kedua setelah industri manufaktur terhadap PDB, juga penyedia bahan-bahan pokok agar inflasi tetap terkendali dan penghasil devisa Negara.
Sebagai penggerak ekonomi rakyat, peran nyata pertanian dalam konteks ini adalah sebagai penyedia langangan kerja bagi masyarakat dan sumber pendapatan utama petani.
Dr. Abdul Basit, Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, PSEKP, Kementerian Pertanian mengatakan, selama lima tahun terakhir (2011-2016) jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian sekitar 38,3 juta – 42,5 juta orang atau sekitar 31,7 persen – 37,9 persen dari angkatan kerja penduduk Indonesia.
Hal tersebut ia katakan saat menjadi salah satu narasumber dalam seminar nasional bertajuk “Pembangunan Pertanian Sebagai Penggerak Ekonomi Rakyat Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Petani” di Universitas Medan Area, Sumatera Utara pada 5 April lalu.
Kondisi ini, lanjut, Abdul Basit membuktikan bahwa sektor pertanian masih mendominasi sektor kerja di Indonesia. Namun demikian produktivitas tenaga kerja pada sektor pertanian relatif paling rendah dibandingkan dengan produktivitas tenaga kerja pada sektor lainnya.
Oleh karena itu peran inovasi pertanian menjadi sangat penting dalam mendorong perbaikan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian agar bisa sejajar dengan sektor lainnya. Sehingga peran pertanian sebagai penggerak ekonomi makin meningkat.
Sumber pendapatan Rumah Tangga Petani (RTP) Indonesia hampir sekitar 78,6 persen berasal dari sektor pertanian, dan hanya 21,4 persen berasal dari non pertanian.
Mengingat sektor pertanian sebagai sumber pendapatan utama, maka upaya pengembangan inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya produksi yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani menjadi sangat penting.
Upaya meningkatkan peran sektor pertanian dihadapkan pada beberapa kendala seperti terjadinya konversi lahan, akses petani terhadap teknologi, sumber-sumber pembiayaan dan pasar masih rendah, sebaran produksi pangan tidak merata baik antardaerah maupun waktu, berkurangnya minat generasi muda untuk terlibat pada sektor pertanian, serta dampak negatif dari perubahan iklim global.
Mahasiswa/generasi muda sebagai agen perubahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakkan ekonomi rakyat perdesaan melalui pembangunan pertanian.
Keterlibatan mahasiswa/generasi muda sebagai pengawas dan pendamping penyuluh pertanian pada program UPSUS (Upaya Khusus), pembentukan Pemuda Tani Indonesia, dan adanya pelatihan dan pemagangan bagi calon-calon muda wirausaha di Taman Sains Pertanian (TSP) dan Taman Teknologi Pertanian (TTP) diharapkan meningkatkan peran nyata sektor pertanian sebagai penggerak ekonomi rakyat perdesaan.
Pengembangan pertanian modern yang dicirikan oleh penggunaan alat mesin pertanian dan penerapan inovasi teknologi pertanian yang terkini akan mampu menarik generasi muda untuk terjun pada sektor pertanian, karena pertanian modern mampu memberikan imbalan yang tidak kalah penting dengan sektor lainnya.