REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Analisis terbaru dari Pew Research Center yang dimuat the Guardian, Kamis (6/4) menunjukkan jumlah bayi lahir di keluarga Muslim akan menyalip jumlah bayi lahir di keluarga Kristen selama dua dekade mendatang.
Prediksi ini juga menyimpulkan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia pada tahun 2075. Sementara jumlah orang tanpa afiliasi agama akan berkurang akibat berkurangnya kelahiran di kalangan mereka. Sedangkan penganut Islam dan Kristen terus berkembang.
Poin dari analisis ini yang sederhana namun signifikan adalah adanya pergeseran demografi penganut agama. Di mana populasi di dunia bagian selatan terus meningkat, sedangkan populasi Kristen semakin menua dan mati.
Pada periode tahun 2010-2015 misalnya, kelahiran bayi di keluarga Muslim mencapai 31 persen dari total kelahiran di dunia. Angka ini jauh lebih tinggi daripada jumlah populasi Muslim di dunia yaitu 24 persen.
Sedangkan kelahiran bayi di keluarga Muslim pada periode yang sama sebanyak 33 persen dari total kelahiran dunia. Hanya selisih sedikit dengan total populasi Kristen di unia yaitu 31 persen.
Perubahan tingkat demografi tersebut didasarkan pada jumlah usia muda di kalangan Muslim jauh lebih banyak dan tingkat kesuburan populasi Muslim juga relatif tinggi. Diprediksi antara tahun 2030-2035 bayi Muslim akan lahir lebih banyak, yakni 225 juta jiwa daripada bayi Kristen yang hanya 224 juta jiwa.
Sedangkan antara 2055 dan 2060, kesenjangan diperkirakan akan melebar menjadi 6 juta, 232 juta kelahiran Muslim, dan 226 juta kelahiran Kristen. Sementara itu, tingkat kematian populasi Kristen di Eropa jauh melampaui kelahiran.
Di Jerman, antara 2010 dan 2015, diperkirakan ada lebih 1,4 juta kematian daripada kelahiran di kalangan umat Kristen. Pew mengatakan pola itu diperkirakan akan terus berlanjut di sebagian besar Eropa dalam beberapa dekade ke depan.
Meskipun jumlah usia muda dan subur umat Kristen di sub Sahara Afrika relatif banyak, umat Kristen telah menyumbangkan 37 persen angka kematian di dunia dalam beberapa tahun terakhir. "Ini berbeda dengan ledakan kelahiran Muslim di dunia," kata Pew.
Selanjutnya, kelahiran pada populasi yang tidak berafiliasi pada agama juga rendah. Mereka hanya melahirkan 10 persen dari total bayi di dunia. Padahal total populasi mereka sebanyak 16 persen.
Kelangkaan bayi inilah yang membuat Nones (orang-orang yang mengidentifikasi sebagai ateis atau agnostik, serta mereka yang tidak memiliki agama tertentu) diproyeksikan menurun selama beberapa dekade mendatang.
Pada periode 2055-2060, hanya sembilan persen bayi lahir dari ibu yang tidak berafiliasi pada agama. Sedangkan 70 persen lebih berasal dari Islam dan Kristen. Islam 36 persen dan Kristen 35 persen.
Adapun kelompok orang-orang yang tidak terafiliasi pada agama terkonsentrasi pada negara-negara dengan populasi usia tua dan tingkat kesuburan rendah. Seperti di Cina, Jepang, Eropa dan Amerika Utara.
Sebaliknya, agama dengan banyak pengikut tersebar di negara-negara berkembang. Di mana tingkat kelahirannya tinggi dan angka kematian bayi menurun. SebaGian besar pertumbuhan Islam dan Kristen di seluruh dunia, misalnya diperkirakan akan berlangsung di Sub Sahara Afrika.
Pada 2015, dari total populasi 7,3 miliar orang di dunia, populasi Kristen adalah kelompok agama terbesar, pada 31 persen. Sedangkan Muslim terbanyak kedua di 24 persen, diikuti oleh Nones (16 persen), Hindu (15 persen) dan Budha (7 persen). Yahudi, penganut agama rakyat (agama terkait dengan sekelompok orang tertentu, etnis atau suku), dan penganut agama lain lebih kecil dari populasi global.