REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia mengatakan, telah menerima informasi terkait dugaan rencana serangan teroris di Gallipoli, Turki. Di kota barat laut negara tersebut, akan diselenggarakan peringatan Perang Dunia I, tepatnya berlangsung pada 25 April.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, bahwa saat ini, pihak berwenang Turki telah mengetahui informasi itu. Negara tersebut menyiapkan antisipasi keamanan secara ekstra sebelum, hingga saat acara peringatan yang dikenal dengan sebutan Anzac Day itu berlangsung.
"Pemerintah Australia telah menerima informasi mengenai kemungkinan adanya rencana serangan teroris saat Anzac Day berlangsung di Semenanjung Gallipoli," ujar Bishop dalam sebuah pernyataan, Kamis (6/4).
Australia sebelumnya juga mengeluarkan saran perjalanan bagi semua orang untuk melakukan kunjungan ke Turki. Secara khusus adalah untuk mengunjungi di dua kota negara itu, yakni Ankara dan Istanbul.
Sementara itu, Selandia Baru juga menegluarkan travel warning kepada seluruh warga di negara itu untuk menghindari perjalanan ke Ankara dan Istanbul. Bahkan, negara itu juga meminta agar orang-orang mempertimbangkan untuk berkunjung ke seluruh kota dan wilayah lainnya di Turki.
Menteri Australia untuk urusan veteran mengatakan saat ini intelijen negara itu tidak diminta untuk menjalankan rencana secara khusus. Hanya ada persiapan dan tindakan secara umum yang mungkin dilakukan.
Setiap tahunnya, peringatan Perang Dunia I dilaksanakan di Galipoli dilakukan. Di sana, pernah terjadi pertempuran yang disebut sebagai bagian dari sejarah kelam pada April hingga Desember 1915.
Tentara sukarelawan Australia dan Selandia Baru juga turut serta membantu operasi gabungan Inggris dan Prancis yang hendak merebut ibu kota Kesultanan Utsmaniyah di Istanbul. Pertempuran Galipoli dikenal sebagai perang paling berdarah yang membuat ratusan ribu tentara dari negara-negara Barat maupun kerajaan Islam itu tewas.