REPUBLIKA.CO.ID, Seorang ayah memeluk anak kembarnya yang masih berusia sembilan bulan, Aya dan Ahmed. Keduanya ia peluk dalam genggaman lengan kanan dan kiri. Ia membelai rambut kedua anaknya dan menangis tersenguk.
"Say goodbye, baby, say goodbye," ucap ayahnya, sambil menatap wajah anak kembar yang sudah tak bernyawa. Abdel Hamid Al-Youssef, kehilangan dua orang anaknya,istri, dan kerabat lainnya dalam serangan kimia yang diduga dilancarkan pemerintah Suriah, Selasa (4/4), seperti dilansir Arab News, kemarin.
Serangan kimia itu terjadi di salah satu kota di Utara Syiria, Khan Sheikhoun, yang menewaskan sedikitnya 72 orang. Dalam rekaman The Associated Press, Abdel tampak duduk di kursi depan sebuah van dengan kedua anaknya.
Serangan tersebut berasal dari pesawat milik Suriah yang berusaha menyasar fasilitas militer para teroris, di mana tempat tersebut digunakan untuk memproduksi senjata kimia, Kota Khan Shikhoun, yang terletak di pinggir selatan Idlib dan dikuasai gerilyawan, dilaporkan diserang dengan menggunakan bahan kimia pada Selasa (4/4).
Abdel meminta, sepupunya untuk mengabadikan moment perpisahan dengan kedua anaknya, sambil menahan tangis. "Ketika serangan udara berlangsung, aku tepat di samping mereka. Aku membawa mereka keluar rumah, bersama dengan ibu mereka," ujar Abdel.
Pada awalnya, mereka sadar dengan keberadaan asap yang menyebar. Namun baru 10 menit kemudian, mereka baru bisa merasakan bau yang timbul. Anak kembar, dan istrinya, Dalal Ahmed, langsung jatuh sakit.
Dengan segera, Abdel membawa keluarga kecilnya itu menuju paramedis terdekat, berharap mereka baik-baik saja. Namun, ketika ia keluar rumah, ia justru mendapati jenazah dua saudaranya dan keponakan-keponakannya, bahkan tetangga, dan juga teman-temannya.
"Aku tidak menyelamatkan siapapun. Mereka semua mati sekarang," katanya. Tidak berapa lama setelah Abdel melihat jenazah bergelimpangan dimana-mana, anak kembar dan istrinya pun ikut meninggal.
Abdel Hamid saat ini, dikatakan sepupunya, masih dalam kondisi duka. Karena ia baru saja mendapat musibah kematian massal dalam keluarganya. "Biarlah dia mendapat perawatan dahulu, karena akibat paparan racun," kata Alaa, sepupu Abdel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (5/4), mengutuk dugaan penggunaan senjata kimia di Kota Kecil Khan Shikhoun, Suriah, dan menyatakan WHO "khawatir" mengenai penggunaan bahan kimia beracun sebagai senjata di negara yang dicabik perang itu.