REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ilmu komunikasi dari Universitas Padjadjaran Bandung, Profesor Deddy Mulyana mengatakan, dakwah yang disiarkan melalui media seperti televisi, mampu menjangkau masyarakat dalam skala lebih luas. Hal ini sekaligus menjadi keunggulan metode dakwah tersebut dibandingkan dengan dakwah secara langsung (tatap muka) yang hanya mampu menjangkau pendengar atau penonton dalam jumlah yang terbatas.
“Dalam perspektif komunikasi massa, para penyedia televisi dakwah berharap pesan-pesan mereka bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari kalangan anak-anak hingga pensiunan pegawai. Tidak hanya kalangan Muslim, tetapi non-Muslim juga,” kata Deddy kepada Republika.co.id, kemarin.
Kendati demikian, dia menilai, dakwah yang dilakukan secara langsung tetap lebih efektif daripada dakwah yang disiarkan melalui media televisi. Alasannya, dakwah yang disampaikan lewat televisi selama ini cenderung hanya menitikberatkan pada aspek kognitif (pengetahuan) para penonton. Sementara, pada dakwah langsung, yang menjadi penekanannya bukan sekadar pada aspek intelektual penonton, tetapi juga pada aspek afektif (perilaku) mereka.
Pada dakwah tatap muka, kata Deddy, seorang mubaligh bisa menggunakan seluruh potensi atau sumber daya yang ia miliki secara optimal untuk menyelami emosi para penontonnya. Hal semacam itu jarang ditemukan pada kebanyakan tayangan ceramah monolog yang disiarkan di televisi selama ini.
“Kecuali kalau ceramahnya berbentuk //public speaking// dengan melibatkan khalayak seperti yang dilakukan Dr Zakir Naik di Peace TV, tentu hasilnya akan luar biasa,” ujar Deddy.
Untuk mengubah sikap atau perilaku penonton, kata Deddy, pemilik satasiun TV dakwah perlu melakukan inovasi dalam mengemas tayangannya. Menurut dia, tantangan terbesar yang dihadapi para pelaku industri pertelevisian hari ini adalah menghadirkan tayangan-tayangan yang bisa diterima dan disukai oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Program yang disuguhkan perlu dibuat lebih bervariasi dan kreatif. Yang terpenting inovasi tayangan dakwahnya tidak melampaui batas-batas syar’i,” tuturnya.