REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Enam peneliti Islam asal Indonesia berkesempatan mengikuti program ‘Partnership in Islamic Education Scholarship (Kemitraan Beasiswa Pendidikan Islam) atau PIES di Universitas Nasional Australia (ANU) di Canberra.
Dari hasil program tersebut, keenam cendekiawan Muslim ini menerbitkan karya doktoral mereka dalam sebuah buku berjudul Muslim Subjectivity: Spektrum Islam Indonesia. Buku ini berusaha mengungkap keberagaman Muslim Indonesia.
Rofhani adalah seorang dosen dan peneliti asal Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya. Ia baru saja menyelesaikan studi doktoral bertemakan Islam di kalangan kelas menengah Indonesia.
Dalam penelitiannya itu, Nani –begitu ia akrab disapa –menemukan adanya tiga golongan kelas menengah Muslim di Indonesia yang ia sebut sebagai golongan relijius regal, relijius personal dan relijius populer. Bersama kelima temannya, yakni Siti Mahmudah, Aisyah Arsyad, Muhammad Muntahibun Nafis, Muhammad Rozali dan Muhammad Irfan Hasanuddin, ia berkesempatan untuk mengikuti program PIES dengan menghabiskan satu tahun studi doktoral di ANU Canberra.
Program ini memungkinkan Nani untuk mendalami keterampilan akademik melalui keikutsertaan dalam konferensi maupun kegiatan ilmiah dan bertemu dengan komunitas Indonesia di Australia.
“Program PIES ini membuka wawasan kami mengenai kultur akademik. Selain itu, saya sebagai perempuan merasa sangat tersanjung karena kuota yang diberikan untuk kami 50 persen,” ujarnya dalam acara peluncuran buku tersebut di Kedutaan Besar Australia, Jakarta, Selasa (4/4).
Hal senada juga disampaikan Muhammad Nafis, peserta PIES lainnya asal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. Ia mengatakan, tak hanya pengetahuan akademis, ia pun juga mendapat pemahaman multibudaya yang baru. “Program PIES bagi kami telah mampu merubah nalar rasio, setidaknya bagi saya ini membuka jagad cakrawala mindset kami,” tuturnya ketika ditemui dalam acara yang sama.
Ia lantas menambahkan, “Ini menjadi buku yang monumental untuk kami. Pada sisi lain, buku ini bisa memperkenalkan Muslim Indonesia kepada masyarakat dunia khususnya Australia.”