REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil utusan Rusia di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) PBB Vladimir Safronkov mengecam serangan yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) di Suriah pada Jumat (7/4). Ia menggambarkan serangan itu sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari banyaknya korban yang jatuh di kalangan penduduk yang damai di Irak dan Suriah akibat aksi-aksi unilateral.
Dilansir Reuters, Safronkov mengatakan konsekuensi serangan tersebut bisa memunculkan konsekuensi yang sangat serius bagi stabilitas kawasan dan internasional. AS pada Jumat (7/4) menembakkan peluru kendali dari dua kapal perusaknya di Laut Tengah ke sebuah pangkalan, yang dikatakan Presiden AS Donald Trump sebagai tempat serangan senjata kimia maut dilancarkan pada Selasa (4/4).
Washington mengatakan pemerintah Suriah adalah pihak yang melakukan serangan gas beracun tersebut di kota Khan Sheikhoun di provinsi Idlib yang dikuasai para pemberontak. Serangan menewaskan sedikitnya 70 orang, yang sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, termasuk anak-anak.
Komando angkatan darat Suriah telah membantah bertanggung jawab atas serangan. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pencemaran gas itu merupakan dampak dari kebocoran gudang senjata kimia milik pemberontak yang terkena serangan udara pemerintah Suriah.