REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kelompok separatis Spanyol, ETA secara resmi akan menyerahkan senjata kepada Kepolisian Prancis, Sabtu (8/4). Hal ini dilakukan sebagai bagian dari perjanjian unilateral kedua pihak.
Selama ini, kelompok itu dilaporkan memiliki 12 toko senjata tersembunyi yang berlokasi di barat daya Prancis. Di antaranya di wilayah Pyrenees-Atlantiques dan Haustes-Pyrenees.
Hampir selama 40 tahun, kekerasan terjadi di Negeri Basque yang berada di perbatasan Spanyol dan Prancis. ETA melakukan perlawanan terhadap pihak berwenang Prancis dan Spanyol. ETA ingin membuat negara Basque tersendiri yang terlepas dari Prancis dan Spanyol.
Dalam gelombang kekerasan, sebanyak lebih dari 800 orang tewas Ribuan lainnya juga telah terluka akibat konflik antara ETA dan otoritas Prancis serta Spanyol.
Namun, berdasarkan kesepakatan sepihak yang dilakukan otoritas Prancis kali ini, ETA harus menyerahkan semua jenis persenjataan kelompok itu sebagai bagian dari perlucutan senjata penuh. Termasuk di antaranya adalah bahan peledak yang kerap digunakan dalam aksi perlawanan mereka.
Sebelumnya, pada 2011 lalu ETA pernah menyatakan gencatan senjata. Namun, kelompok itu menolak untuk melakukan pelucutan senjata. Sementara itu, Spanyol masih menolak melakukan negosiasi dengan ETA.