Ahad 09 Apr 2017 09:09 WIB

Pelaku Penembakan Polisi Tuban Terkait JAD Nusantara

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah petugas Gegana Polda Jawa Timur memeriksa mobil terduga teroris di jalan Pantura di Desa Beji, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/4).
Foto: Antara
Sejumlah petugas Gegana Polda Jawa Timur memeriksa mobil terduga teroris di jalan Pantura di Desa Beji, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Enam orang pelaku penembakan polisi Tuban, Jawa Timur, kemarin tewas dalam baku tembak dengan polisi. Hasil penyidikan diketahui bahwa enam orang tersebut terduga teroris jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

"Untuk para pelaku tersebut diketahui merupakan jaringan JAD, yang mayoritas merupakan JAD wilayah Semarang," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (9/4).

Rikwanto menjelaskan enam terduga teroris jaringan JAD di antaranya adalah Adi Handoko kota asal Tersono, Kabupaten Batang, kemudian Satria Aditama asal Ngaliyan, Semarang, Yudhistira Rostriprayogi asal Gemuh, Kabupaten Kendal dan Endar Prasetyo asal Tersono, Kabupaten Batang. Dua terduga teroris lainnya lanjut Rikwanto masih belum diketahui identitasnya. Hanya saja pengecekan kepada salah satu ponsel terduga pelaku diketahui bernama Irsyad dari Kendal, Jawa Tengah.

Rikwanto belum menjawab perihal motif dari penembakan enam terduga teroris ini kepada anggota polisi. Yang pasti kata dia, rencana penembakan yang dilakukan oleh jaringan JAD ini atas perintah pimpinannya yakni Zainal Anshori (ZA).

"Untuk perencanaan penembakan terhadap Pos Lantas Res Tuban yang berada di Jalan Raya Tuban, Semarang kemarin merupakan perintah dari amir JAD Nusantara, ZA," ungkapnya.

ZA kata dia, memang sudah tertangkap di Lamongan, Jawa Timur pada Jumat (7/4) lalu. ZA juga merupakan Amir yang ditunjuk langsung oleh Aman Abdurrahman sebagai pemimpin JAD Nusantara.

ZA diamankan bersama dua pelaku lainnya atas pembelian senjata api di Filipina. Namun sebelum tertangkap dia (ZA) memerintahkan jaringannya untuk melakukan penyerangan kepada polisi jika dirinya sampai tertangkap.  

    

"Jadi penyerangan polisi di Tuban kemarin merupakan perintah dari Zainal Anshori apabila dirinya ditangkap," kata Rikwanto.

Untuk diketahui Zainal pernah melakukan pembelian lima pucuk senjata api di Filipina. Zainal Anshori ditangkap bersama Adi Bramadinata dan Zainal Hasan di lokasi yang berbeda di Lamongan, Jawa Timur.

Pembelian senjata tersebut dilakukan di Sangihe, Talaud, Sulawesi yang berdekatan dengan pulau Mindanao Filipina. Dari lima sengaja yang dibeli, dua di antaranya diserahkan kepada kelompok Afif yang melakukan penyerangan bom Thamrin pada awal 2016 lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement