Senin 10 Apr 2017 02:13 WIB

IPW: Polri Harus Waspada Aksi Kelompok Teroris yang Semakin Nekat

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai aksi penyerangan terhadap polisi di Tuban, Jawa Timur, menunjukan jika kelompok teroris semakin nekat. Menurutnya, Polri perlu mencermati fenomena ini agar polisi di jajaran bawah tidak terus menerus menjadi korban serangan balas dendam para teroris.

"Ada lima fenomena yang muncul dari serangan teroris di Tuban," ujar Neta, Ahad (9/4).

Pertama, meski tidak profesional dan sangat tidak terlatih, para teroris nekat berangkat dari Semarang menuju Tuban dan melakukan serangan kepada polisi yang sedang bertugas di lapangan.

Kedua, dari barang barang yang disita di mobil pelaku terlihat bahwa logistik atau amunisi yang mereka miliki cukup banyak, sehingga patut menjadi pertanyaan siapa yang memasok amunisi tersebut.

Ketiga, rasa setia kawan dan kepatuhan para teroris terhadap atasannya sangat tinggi, sehingga rela mengorbankan nyawanya untuk melakukan serangan balas dendam hanya karena temannya ditangkap polisi, padahal mereka sendiri tidak mumpuni dalam menggunakan senjata api.

"Terbukti tembakannya tidak satu pun mengenai sasaran," katana.

Keempat, polisi perlu menelusuri apakah benar para pelaku adalah bagian dari keluarga besar teroris yang sebelumnya sudah tewas dalam berbagai penangkapan yang dilakukan polisi di berbagai tempat beberapa waktu lalu.

Kelima, serangan teroris kali ini dilakukan dalam kelompok besar, yakni enam anggota teroris melakukan serangan dengan menembak ke arah polisi yang berjaga di Pos Black Spot Sat Lantas Res Tuban.

"Beruntung, kedua polisi yang ada di tempat itu tidak terkena tembakan para teroris. Serangan dalam kelompok besar itu patut dicermati. Apalagi mereka lakukan pasca polisi menangkap Zainal Anshori, pimpinan jaringan JAD di Lamongan," ujar Neta.

Neta menambahkan, sementara pelaku penyerangan diduga jaringan JAD wilayah Semarang yang diketuai oleh Fauzan Mubarok. Solidaritas jaringan ini, menurut Neta patut dicermati agar tidak menjadi ancaman serius ke depan.

"Terlepas dari hal itu, IPW memberi apresiasi dengan cara kerja Polri yang bekerja cepat melumpuhkan serangan teroris tersebut," jelas Neta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement