REPUBLIKA.CO.ID, ALEXANDRIA -- Media televissi Mesir menampilkan rekaman CCTV saat peledakan bom di gereja di Mesir pada Ahad (9/4) waktu setempat. Dua klip rekaman menunjukkan seorang pria dengan sweater berwarna biru yang tersampir di bahunya mendekati gerbang utama Katedral St Mark di Alexandria sebelum kemudian berbalik dan mengarahkan pendeteksi logam di dekatnya.
Dalam rekaman CCTV itu juga terlihat pria itu melewati seorang polisi wanita yang sedang asyik mengobrol dengan wanita lain saat melewati alat pendeteksi logam. Setelah dia bisa melewati pendeteksi logam itulah ledakan yang menghancurkan area tersebut terjadi.
Menurut Al Arabiya, Senin (10/4), ledakan itu mengakibatkan 43 orang tewas dan 100 korban terluka di Alexandria dan Tanta. ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Sementara itu kepala petugas keamanan di Koptik Kristen di Tanta mengaku kewalahan dalam memberikan pengamanan yang memadai saat ledakan itu terjadi. Ledakan yang terjadi di gereja Mar Givis itu menewaskan 27 orang.
Menurut kantor berita resmi Mesir Al Ahram, kepala pengamanan wilayah Tanta Hossam el-din Khalifa sedang beristirahat saat ledakan itu terjadi. Serangan terhadap Khalifa yang terekam di video itu terjadi di Katedral St George. Ledakan itu menewaskan 27 orang. Dan beberapa jam kemudian ledakan kedua terjadi di gereja di Alexandria yang menewaskan 17 orang.
Akibat serangan bom bertubi-tubi di beberapa titik itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi mengumumkan negara dalam keadaan darurat selama tiga bulan. Di bawah konstitusi negara, Sisi akan memberikan parameter (darurat) sebelum dibawa ke tingkat parlemen, untuk persetujuan dalam waktu sepekan.