REPUBLIKA.CO.ID, SAN JOSE--- Muslim San Jose, California, Amerika Serikat menyatakan simpati dan dukungannya terhadap korban penyerangan di dua gereja di Kairo, Mesir yang dilakukan oleh Kelompok radikal ISIS. Mereka juga menyatakan dukungan untuk Muslim Amerika yang kini merasa takut akibat dampak dari serangan tersebut.
“Kami menggelengkan kepala, kita cemas dan dan jijik. Ini tidak mewakili kita, bukan sebagai manusia, bukan sebagai Muslim, bukan sebagai orang yang percaya Tuhan,”ujar Imam Alauddin El-Bakri, anggota dari sebuah organisasi kegamaan Islamic Network Group seprerti dilansir mercurynews.com, Senin (9/4).
El-Bakri mencatat bahwa selama berabad-abad umat Islam dan Kristen telah hidup dalam damai. Menurutnya, keimanan seharusnya membawa seseorang memiliki moral dan tata krama yang lebih baik. Dan bukan justru membawa seseorang melakukan kegiatan yang melanggar moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Seperti tindakan pemboman.
Sebagai bentuk dukungan bagi imigran, El-Bakri juga bergabung dengan Bapa Jon Pedigo dari Keuskupan San Jose saat memimpin prosesi Palm Sunday.
Sementara itu, CEO dari Islamic Network Group, Maha Elgenaidi menyatakan apa yang dilakukan oleh ISIS merupakan tindakan pengecut. Ia menyerukan umat Islam untuk bersama-sama melawan kelompok radikal tersebut.
Elgenaidi khawatir bahwa serangan di berbagai belahan dunia bisa mendorong pemerintah federal untuk membuat registri Muslim, seperti yang dijanjikan Presiden Trump dalam kampanyenya.
Sebelumnya diberitakan, kelompok radikal ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di dua gereja di Kairo, Mesir, Sabtu (8/4), waktu setempat. Serangan itu menargetkan minoritas Kristen Koptik Mesir yang sedang mengikuti acara Palm Sunday.
Ledakan pertama terjadi di sebuah gereja di Kota Delta Nil Tanta, yang menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya. Ledakan kedua terjadi di depan sebuah gereja di Kota Alexandria, yang menewaskan 11 orang dan melukai 66 lainnya.