Senin 10 Apr 2017 16:54 WIB

Keluarga Korban Pembunuhan Sadis di Medan Dikenal Ramah

Rep: Issha Haruma/ Red: Indira Rezkisari
Kerabat dan tetangga korban pembunuhan satu keluarga berdoa seusai menshalatkan di Medan, Sumatera Utara, Senin (10/4).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Kerabat dan tetangga korban pembunuhan satu keluarga berdoa seusai menshalatkan di Medan, Sumatera Utara, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tewasnya lima orang yang merupakan satu keluarga di Jalan Mangaan Gang Banteng, Mabar, Medan Deli, Medan, menjadi pukulan bagi keluarganya. Keluarga mengaku terkejut dan terpukul dengan kejadian yang membuat nyawa lima anggota keluarga mereka hilang sekaligus.

Salah seorang keluarga yang tinggal di dekat rumah korban, Suparman mengaku sangat merasa kehilangan. Apalagi, keluarga tersebut dikenal mudah bergaul dengan lingkungan sekitar.

"Mereka adalah keluarga yang ramah dan bersahaja. Terutama Riyanto yang juga dekat dengan tetangga," kata Suparman di rumah duka, Senin (10/4).

Suparman mengatakan, Riyanto telah tinggal di lingkungan tersebut sejak dia lahir. Keluarganya pun, kata Suparman, dikenal sebagai keluarga yang sederhana.

Mewakili keluarga korban, Suparman berharap, polisi dapat segera mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut. "Kami ingin pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya," ujar dia.

Lima jenazah korban pembunuhan tersebut telah dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Muslim di Jl Kawat VII Gang Wakaf, Medan Deli, Senin (10/4) siang. Suasana duka menyelimuti proses pemakaman para korban.

Lima korban pembunuhan sadis itu, yakni pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (40), kedua anak mereka, Naya (14) dan Gilang (8) serta mertua Riyanto, Sumarni (60). Sementara putri bungsu Riyanto, Kinara (4), selamat dalam pembantaian tersebut dan masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan.

Salah seorang tetangga korban, Marni mengaku tidak menyangka peristiwa sadis itu terjadi pada keluarga korban. "Kami tidak menyangka mereka meninggal dengan cara seperti ini," kata Marni sambil terus terisak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement