REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat mengaku sudah menonton video kampanye Ahok-Djarot yang menjadi pembicaraan lantaran dianggap bernada provokatif.
"Iya, aku sudah nonton, kalau itu tanyakan saja pada yang bikin, saya sudah nonton dan itu benar dan itu terjadi kok, kita inget tahun 1997 dan 1998," kata Djarot, Senin (10/4).
Menurut Djarot, tujuan dari pembuatan video itu adalah kejadian serupa tidak terjadi lagi. "Saya pikir itu tujuannya untuk menunjukan jangan sampai terjadi lagi kejadian seperti itu supaya kita sadar betul agar Jakarta dan Indonesia itu adalah bineka plural, itu satu fakta satu kenyataaan, maka mari kita rawat bineka itu dengan baik," terang Djarot.
Djarot menambahkan, pidato yang dalam video tersebut adalah pidato dirinya saat kampanye akbar di Parkir Timur Senayan pada putaran pertama kemarin.
Video kampanye Ahok-Djarot yang berdurasi 5:33 menit dibuat untuk menceritakan keberagaman dan perlunya menjunjung kebinekaan Indonesia. Tanpa melihat ras, suku, dan agama tertentu. Namun, sayangnya, pada adegan awal video hingga detik ke-40 memperlihatkan adegan ibu dan anak yang merasa terancam, dengan massa aksi yang sedang demo.
Lalu, pada menit 2:55 adegan tersebut kembali diulang. Yang kemudian menunjukkan adegan orang-orang sedang melakukan aksi, berpakaian koko putih dan memakai peci, serta membawa spanduk ‘Ganyang Cina'.