REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inisiator Relawan Anies-Sandi (Rasa), Fadjar Panjaitan membantah tegas dugaan pihaknya mendukung cagub-cawagub Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Hal itu disampaikan untuk merespons deklarasi dukungan Rasa Pasar Rebo, Jakarta Timur kepada petahana di Posko Relawan Ahok-Djarot di Gang Buah RT 11/09, Kalisari, Pasar Rebo, Ahad (9/4).
"Saya selaku inisiator Rasa dengan ini menyatakan, kami tidak pernah mengalihkan dukungan kepada kandidat selain Anies-Sandi," jelas Fadjar, Senin (10/4).
Mantan sekretaris daerah (sekda) DKI itu menjelaskan, Rasa yang dideklarasikan 3 Desember 2016 bersamaan dengan dukungan dari kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) se-Jakarta Barat yang menolak mendukung Ahok menyatakan mendukung Anies-Sandi. Hingga kini dukungan itu tetap solid. "Kami terus bergerak dan menyosialisasikan Anies-Sandi ke masyarakat hingga kini dengan kerelaan hati, tanpa iming-iming sedikit pun," ujar dia.
Menurut dia, berdasarkan dengan data yang diperolehnya dari berbagai sumber, deklarasi Rasa Pasar Rebo kemarin itu hanya sandiwara dan diduga sebagai dendam lama di internal PDI-P DKI. Terlebih, deklarasi diterima oleh Koordinator Pemenangan Ahok-Djarot Jaktim, William Yani.
"Willi (William Yani) itu pihak yang berseberangan dengan Pak Boy (Ketua Relawan Anies-Sandi, Boy Bernadi Sadikin). Ini jelas kok. Coba saja tanya sama kader PDI-P, betul enggak kalau Willi 'tidak ketemu' dengan Pak Boy," ujar mantan Bendahara DPC PDI-P Jakarta Barat, M Sakrad, Senin (10/4).
Sakrad yang memilih keluar dari partai banteng lantaran menolak pencalonan Ahok. Sikap itu mencontoh Konferensi Daerah (Konferda) PDI-P DKI 2015. Mantan Ketua DPC PDI-P Kepulauan Seribu, Safruddin Masru, membenarkan pernyataan Sakrad.
Safruddin menceritakan pengalaman Konferda 2015 silam. Saat itu, Willi meminta dukungan kepadanya agar memilihnya pada kontestasi ketua PDI-P DKI. "Waktu itu, banyak DPC yang solid dukung Pak Boy. Tapi, Willi mau pecah, supaya dia yang menang. Tapi, saya enggak bisa. Karena semua PAC dan ranting se-Kepulauan Seribu maunya Pak Boy," kata Safruddin.