REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta pejawat, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berjanji akan terus melakukan integrasi angkutan umum ke Transjakarta untuk menjaga keamanan bagi para pengguna. Hal tersebut ia sampaikan setelah adanya kasus penodongan di angkutan umum.
"Nanti, akan ada CCTV dan GPS, jadi kita tahu pergerakannya," ujar Ahok di kantor PBNU, Senin (10/4) malam.
Hal senada diungkapkan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat. Menurutnya, ke depan di Jakarta untuk transportasi pengelolaan dikelola secara tunggal. Semua di bawah manajemen satu yang terkoordinasi dengan berbagai macam pelayanan termasuk angkot.
Djarot pun memberi contoh Kopaja sudah tergabung dan terintegrasi dengan Transjakarta, angkot-angkot yang sudah terintegrasi sebagai kendaraan pengumpan Transjakarta. "Untuk kopaja ketika gabung itu ada CCTV supaya bisa ketika lacak," kata Djarot.
Karena, kata dia, faktor keamanan menjadi sangat penting. Ia mengatakan ini bukan ingin memonopoli transportasi, tapi sekadar hendak memberikan pelayanan yang nyaman, aman, cepat dan tepat bagi pengguna kendaraan umum.
Akhir pekan lalu terjadi penodongan di angkot KWK di Buaran. Seorang ibu bersama anak bayinya ditodong pisau oleh pria. Beruntung, personel polisi berhasil menyelamatkan korban setelah menembak tangan pelaku.