REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mengatakan, ada tiga hal yang menjadi alasan penyidik KPK Novel Baswedan diteror dengan disiram air keras saat dalam perjalanan ke rumahnya usai shalat Subuh di masjid.
Abdullah menjelaskan, alasan pertama yakni karena KPK menjadi musuh bersama atau common enemy dari semua jenis koruptor, baik yang ada di kementerian, lembaga negara lain, maupun di masyarakat. "Jadi dapat diprediksi bahwa Novel dianiaya oleh agen-agen koruptor di atas, agar mereka dapat lolos dari jeratan hukum," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (11/4).
Alasan kedua, kata Abdullah, karena Novel selain sebagai penyidik juga menjadi ketua wadah pegawai KPK sehingga harus mewakili aspirasi pegawai yang sangat muak dengan ulah koruptor lantaran tidak henti-hentinya menggerogoti uang negara.
Ketiga, Abdullah memaparkan, teror penyiraman air keras tersebut karena Novel sedang menangani kasus besar yakni korupsi megaproyek KTP-el yang melibatkan sebagian kalangan politikus di parlemen. "Novel sedang menangani kasus KTP-el yang melibatkan sebagian anggota penting di DPR," kata dia.
"Saran dan doa saya ke saudara Novel, tabah, tetap istiqamah, dan jangan mau ditakut-takuti oleh koruptor. Jika niat ikhlas, insya Allah saudara Novel akan menjadi seorang syuhada kalau ditakdirkan meninggal dalam proses penegakkan hukum," ujarnya.
Baca juga: IPW Sebut Penyiraman Air Keras Novel Baswedan Teror dari Pengecut