REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono memberi komentar terkait video kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang menuai kritikan tajam. Menurut Sumarsono, hal tersebut merupakan persepsi setiap orang yang melihat video tersebut.
"Tergantung persepsi, dalam komunikasi politik, saya kira tergantung persepsi daripada interpretasi terhadap video tersebut. Jadi privat," ujar Sumarsono di Balai Kota, Selasa (11/4).
Menurutna, kalau itu menimbulkan diskredit, tentu ada komisi penyiaran yang harus bertindak dan memberikan peringatan kepada pengiklan. Ada Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta).
"Selama Bawaslunya diam, komisi penyiarannya diam, berarti dianggap tidak ada masalah," katanya lagi.
Kesimpulan mendiskreditkan Islam, Sumarsono menuturkan, belum tentu benar. Sebab, belum ada peringatan dari Bawaslu DKI Jakarta dan Komisi Penyiaran DKI Jakarta.
Sebelumnya, video kampanye Ahok-Djarot yang berdurasi 5:33 menit dibuat untuk menceritakan keberagaman dan perlunya menjunjung kebiinekaan Indonesia. Tanpa melihat ras, suku, dan agama tertentu.
Namun sayangnya pada adegan awal video hingga detik ke-40 memperlihatkan adegan ibu dan anak yang merasa terancam dengan massa aksi yang sedang demo. Lalu, pada menit 2:55 adegan tersebut kembali diulang. Yang kemudian menunjukkan adegan orang-orang sedang melakukan aksi, berpakaian koko putih, memakai serban dan peci, serta membawa spanduk 'Ganyang Cina'.