Selasa 11 Apr 2017 15:16 WIB

Hubungan Rusia dan Turki Dikabarkan Kembali Menegang

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an.
Foto: Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengeluarkan larangan penerbangan dengan pesawat sewaan ke Turki. Peraturan itu dikeluarkan oleh Badan Transportasi Udara negara itu pada Senin (10/4).

Larangan dikeluarkan menyusul ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Turki dalam beberapa hari terakhir. Hal itu terkait dengan seruan Turki agar Presiden Suriah Presiden Bashar Al Assad mundur dari jabatannya.

Selama ini, Assad menjadi sekutu utama Moskow. Adapun Turki berada pada posisi yang bersebrangan kendati beberapa waktu lalu sempat terjadi dialog degan Rusia terkait situasi di Aleppo serta masa depan Suriah.

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Turki pernah mencuat pada 2015 lalu. Hubungan kedua negara memburuk saat sebuah jet militer Rusia ditembak jatuh Ankara di wilayah Turki yang berbatasan dengan Suriah.

Rusia kemudian menerapkan sejumlah sanksi, khususnya dalam bidang ekonomi dan pariwisata. Mulai dari embargo produk makanan, larangan penerbangan pesawat sewaan, serta paket wisata ke Turki. Termasuk diberlakukannya kembali visa bagi turis dari Turki yang hendak datang ke negara itu.

Baca juga, AS Serang Suriah, 59 Misil Ditembakkan.

Dengan diberlakukannya kembali larangan penerbangan pesawaat sewaan Rusia ke Turki, maka hal itu dinilai berdampak serius kepada negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan itu.

Selama ini, industri pariwisata Turki sangat bergantung dengan turis yang datang dari Rusia. Setiap tahunnya, jutaan wisatawan negara itu datang ke Turki.  Bahkan, pada tahun ini tercatat agen perjalanan Rusia menjual hingga 400 ribu paket wisata ke Turki. Secara keseluruhan, ada tiga juta wisatawan dari negara itu yang seharusnya mengunjungi Turki.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement