REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat telah membuat kesimpulan awal mengenai serangan kimia di Suriah pekan lalu. Menurut AS, Rusia telah mengetahui Suriah akan melakukan serangan kimia.
Namun, pejabat AS mengatakan mereka tidak memiliki bukti keterlibatan Rusia. Pejabat tersebut mengatakan, Senin (10/4), pesawat tanpa awak yang dioperasikan oleh Rusia terbang di atas rumah sakit tempat korban serangan kimia dilarikan.
Beberapa jam setelah drone tersebut pergi, sebuah jet tempur buatan Rusia mengebom rumah sakit itu. Pejabat Amerika meyakini pengeboman tersebut merupakan upaya menutupi penggunaan senjata kimia.
Pejabat AS mengatakan munculnya pesawat nirawak tersebut bukanlah kebetulan, dan Rusia pasti telah mengetahui serangan kimia akan dilakukan.
Pejabat yang tidak berwenang berbicara kepada publik itu tidak mengatakan waktu tepat saat drone berada di lokasi. Serangan kimia itu menewaskan lebih dari 80 orang.
Sampai Senin, pejabat AS mengatakan mereka tidak yakin apakah Rusia atau Suriah yang mengoperasikan drone. Namun kini pejabat itu yakin Rusia yang mengendalikan peswt nirawak. Belum jelas siapa yang mengendalikan jet yang mengebom rumah sakit karena Suriah juga menerbangkan pesawat buatan Rusia.
Kamis pekan lalu, AS meluncurkan 59 rudal jelajah tomahawk yang ditujukan pada pangkalan udara Suriah, Shayrat.