REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Berbeda dengan Indonesia yang akan mencapai bonus demografi pada 2045, Jepang justru diperkirakan akan mengalami krisis demografi. Populasi penduduk di negara ini akan menyusut hingga sepertiga pada 2065.
Jumlah penduduk Jepang diperkirakan akan menyusut dari 127 juta pada 2015 menjadi hanya 88 juta pada 2065. Bahkan, jika tren terus berlanjut, jumlah ini bisa jadi akan terus menyusut hingga mencapai 51 juta pada 2115.
Laman berita Telegraph menyebutkan, data di atas terus diperbarui setiap lima tahun oleh kementerian kesehatan Jepang. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, karena dalam beberapa tahun ke depan, pemerintah harus berhadapan dengan penurunan jumlah tenaga kerja dan lonjakan biaya pensiun.
Serangkaian kebijakan telah ditetapkan untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengurangi penyusutan. Dua tahun lalu, menteri kabinet baru menginstruksikan upaya pencegahan agar populasi tidak jatuh di bawah garis merah, yaitu 100 juta orang pada 2060. Namun, laporan terakhir memprediksi jumlah itu akan tercapai pada 2053.
Pada 2065, penduduk di atas 65 tahun diperkirakan akan mencapai lebih dari 38 persen populasi pada 2065. Hanya 1,2 persen angkatan kerja mampu menampung mereka.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, upaya antisipasi telah dimulai sejak 2012. Fenomena ini dianggap sebagai insentif untuk meningkatkan produktivitas negara melalui inovasi teknologi, seperti robotic dan kecerdasan seni.