Rabu 12 Apr 2017 07:19 WIB

Pengusaha Muslim Jatim Bentuk ISMI

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Ilham Habibie (tengah) saat Rakornas ke-2 di Jakarta. Kini, Jawa Timur telah mengukuhkan juga terbentuknya ISMI Jatim.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Ilham Habibie (tengah) saat Rakornas ke-2 di Jakarta. Kini, Jawa Timur telah mengukuhkan juga terbentuknya ISMI Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Para pengusaha Muslim di Jawa Timur membentuk asosiasi bernama Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) Jatim. Pengukuhan pengurus ISMI Jatim akan dilaksanakan pada Rabu (12/4) di Surabaya. 

Penasehat ISMI Jatim Ismail Nachu mengatakan, ISMI nasional telah terbentuk pada 2012. ISMI didirikan oleh empat ormas Islam yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). 

ISMI Orwil Jatim diketuai oleh Najib Abdurrauf Bahasuan untuk periode 2015-2020. “Problem negeri ini Muslim kurang berkualitas dari aspek ekonomi. Program kami mengakselerasi potensi ekonomi umat Islam, agar umat Islam yang menjadi mayoritas tidak menjadi problem di negeri ini,” jelasnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa (11/4). 

Ismail menambahkan, pembentukan ISMI Jatim ini bukan untuk menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Melainkan untuk mendorong pengusaha yang ada agar naik kelas. 

Menurutnya, potensi Muslim untuk menjadi pengusaha sangat besar namun belum diakomodasi oleh pemerintah. Justru lembaga perbankan seperti Bank Mandiri merespons potensi tersebut melalui program Wirausaha Muda Mandiri. “Kekuatan orang berbisnis itu ada pada mentor atau model, nah belum ada atau masih sedikit sekali pengusaha Muslim yang dijadikan mentor,” imbuh Ismail yang juga menjabat sebagai Ketua ICMI Orwil Jatim tersebut. 

Menurut Ismail, meskipun baru dibentuk, ISMI Jatim telah memiliki anggota sekitar 200 pengusaha. Para pengusaha ini terdiri atas berbagai klaster antara lain properti, kuliner, agrobisnis, pendidikan, pembiayaan syariah, travel haji dan umroh, dan sebagainya. 

Pembina ISMI Jatim, Misbahul Huda, mengatakan kesulitan pengusaha pemula terletak pada permodalan. Oleh karena itu, program pertama ISMI berupa sinergi antara saudagar Muslim dengan perbankan syariah melalui Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jatim. “Setelah pengukuhan pengurus ISMI akan ada MoU antara ISMI dengan Asbisindo. Sehingga diharapkan membatntu anggota dalam akses permodalan,” kata Huda. 

Menurut Misbahul Huda, selama ini pemberdayaan pengusaha baru yang dilakukan pemerintah sebatas pelatihan UKM. Sedangkan peserta yang ikut pelatihan kebanyakan bukan pengusaha. Sehingga tidak lahir pengusaha baru yang diharapkan. “Untuk menciptakan pengusaha baru harus ada pemagangan, ada mentor. Kami akan ajak saudagar Muslim yang sukses menjadi mentor,” ujar Huda. 

Sebelumnya, ICMI Jatim telah memiliki program untuk menciptakan saudagar Muslim. Program saudagar Muslim yang digagas ICMI Jatim tersebut menggandeng pesantren dan perguruan tinggi. 

Pembentukan ISMI Jatim bertujuan mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha nasional yang sehat, jujur, adil, amanah, dan halal berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, mendorong keikutsertaan pengusaha Muslim Indonesia agar berperan secara efektif dalam pembangunan nasional dalam tatanan ekonomi. ISMI Jatim juga membantu para anggota mendapatkan akses permodalan dan pengetahuan bidang manajemen, keuangan, investasi dan pengelolaan bisnis secara profesional. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement