REPUBLIKA.CO.ID, BELARUSIA -- Presiden Belarusia Alexander Lukshenko mengutuk serangan rudal AS ke Suriah. "Ketika saya mendengar mengenai itu, saya sangat menyesalkan. Untuk menangani masalah dalam negeri melalui kebijakan luar negeri yang agresif bukan cara yang benar," kata Lukashenko, sebagaimana dikutip Xinhua dari layanan pers kepresidenan pada Selasa (11/4).
Lukshenko mengatakan, Amerika sendirian atau bahkan bersama sekutu NATO terdekatnya tak bisa mengambil-alih atau memerintah seluruh dunia. Orang mesti mengawasi nafsunya dan menangani tempat kepentingannya yang sangat kuat. "Dan mereka berdusta terutama di Amerika Utara," katanya.
Amerika Serikat pada Jumat (7/4) menembakkan peluru kendali dari dua kapal perusaknya di Laut Tengah ke satu pangkalan udara, yang dikatakan Presiden AS Donald Trump sebagai tempat serangan senjata kimia maut dilancarkan. Washington mengatakan, pemerintah Suriah adalah pihak yang melakukan serangan gas beracun tersebut di kota Khan Sheikhoun di provinsi Idlib yang dikuasai para pemberontak.
Serangan menewaskan sedikitnya 70 orang, yang sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, termasuk anak-anak. Komando Angkatan Darat Suriah telah membantah bertanggung jawab atas serangan.
Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Ahad (9/4) mengatakan, serangan rudal AS terhadap satu pangkalan udara Suriah adalah kesalahan strategis. "Tindakan Amerika adalah kesalahan strategis, sebab mereka mengulangi kesalahan para pendahulu mereka," kata jejaring Ali Khamenei, yang mengutip pernyataannya.
Eropa sekarang menghadapi ancaman pelaku teror, maka AS juga takkan jauh dari ancaman tersebut, tambah Pemimpin Spiritual Iran itu.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Moallem mengatakan, serangan udara Suriah belum lama ini ke kota kecil yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah mengenai gudang gerilyawan yang berisi bahan kimia. Tapi Al-Moallem membantah Angkatan Udara Suriah menggunakan gas beracun selama serangan itu.