REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani, jadi salah satu pembicara di rakor reformasi birokrasi Kemenag. Dalam sambutannya, ia mengingatkan pentingnya makna surat Al Ashr.
"Bapak ibu pasti tahu surat Al Ashr, demi waktu, jadi kita bekerja baik saja masih merugi," kata Sri Mulyani, Selasa (11/4) malam.
Untuk itu, ia menekankan seluruh komponen pemerintahan, termasuk yang ada di Kemenag agar senantiasa berinovasi. Salah satunya bisa dilakukan lewat reformasi birokrasi. Namun Sri Mulyani menegaskan harus dicari apa ruh dari perubahan yang hendak dilakukan.
Ia merasa, setidaknya perubahan itu bisa dimulai dari satu pertanyaan mendasar, apa mandat dan amanat dari UUD dan bagaimana implementasinya? Selain itu, aspek manusianya harus ditelaah apakah memiliki motivasi kerja? Sehingga tidak cuma disuruh presiden atau menterinya saja.
"Kalau hati, pikiran dan jiwanya tidak ikut, pasti hasilnya segitu saja, makanya semua harus ingin berubah, tularkan rasa itu," ujar Sri Mulyani.
Ia menambahkan, tugas seorang pemimpin dapat meyakini jajarannya meyakini perubahan itu bertujuan untuk lebih baik. Menurut Sri, walau semua elemen memiliki peran penting, seorang pemimpin miliki peran vital, termasuk di reformasi birokrasi.