REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, isu berbau Suku Agama Ras Antar Golongan (SARA) kembali digelorakan. Salah satu yang diduga mengandung unsur SARA dan meresahkan masyarakat yaitu terkait video kampanye paslon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Menanggapi isu SARA yang kerap muncul, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa pihaknya khawatir dan tidak setuju dengan upaya untuk mengedapankan isu SARA dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta yang akan digelar pada 19 April mendatang.
Namun, menurut Dahnil, sejatinya masyarakat tidak ada yang masalah dengan perbedaan yang bersifat SARA. Tapi, yang menjadi masalah adalah politisi yang sedang berkompetisi. "Yang bikin gawat darurat itu sebenarnya politikus yang sedang berkompetisi. Masyarakat itu sehat saja kok," ujar Dahnil saat ditanya Republika.co.id di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4).
Dahnil mempersilahkan para politikus untuk berkompetesi untuk menang dalam Pilkada DKI Jakarta. Asalkan, kata dia, mereka tidak melakukan tindakan demonstratif seolah-olah di Jakarta sedang darurat isu SARA.
"Silahkan berkontestasi prestasi, silahkan berkontestasi program. Tetapi tidak perlu juga tindakan demonstratif seolah-olah kita sedang gawat darurat terkait isu SARA," ucap Dahnil.
Dahnil mengatakan bahwa masyarakat pun sebenarnya sudah mengetahui pemimpin yang pantas untuk memimpin Ibu Kota, yaitu pemimpin yang bisa menyatukan umat dan tidak memicu perpecahan.
"Umat tentu kan pasti tahu mana yang bela mustadafin, mana yang merawat toleransi, mana yang menyatukan bukan memecah belah pasti umat tahu," ujarnya.