REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pesatnya populasi eceng gondok di permukaan danau alam Rawapening, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah tak hanya menghadirkan persoalan lingkungan bagi masyarakat yang selama ini menyandarkan hidup dari kekayaan sumber daya alamnya.
Gulma air ini pun telah menghadirkan problem sosial, berupa menyusutnya produksi perikanan tangkap dan keramba yang menjadi mata pencaharian masyarakat empat kecamatan yang ada di sekelilingnya.
Keterbatasan kemampuan Pemkab Semarang dalam menangani persoalan gulma air ini, membuat Pemerintah Pusat –dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)—turun tangan.
Bantuan delapan unit alat pembersih enceng gondok diturunkan kementerian ini di wilayah Desa Sumurup, Kecamatan Bawen. Seperti dua unit backhoe, dua kapal aquatic (penarik) serta dua unit dredger (pendorong) gulma air ini.
Luas hamparan enceng gondok di permukaan danau alam ini mencapai 800 hektare. Sementara kemampuan keseluruhan alat untuk membersihkan gulma air ini hanya mencapai 1 hektare per hari.
Kementerian PUPR berencana melakukan percepatan pembersihan enceng gondok dengan menambah peralatan lebih banyak. Karena danau Rawapening menjadi satu dari sekian danau yang diprioritaskan Pemerintah Pusat untuk dioptimalkan fungsinya.