Rabu 12 Apr 2017 18:59 WIB

Semenanjung Korea Tegang, Xi Jinping Serukan Resolusi Damai

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Warga menonton program berita yang menampilkan foto kapal induk AS, USS Carl Vinson di stasiun kereta Seoul, Korea Selatan, 12 April 2017. USS Carl Vinson dalam perjalanan menuju Semenanjung Korea.
Foto: AP Photo/Ahn Yooung-joon
Warga menonton program berita yang menampilkan foto kapal induk AS, USS Carl Vinson di stasiun kereta Seoul, Korea Selatan, 12 April 2017. USS Carl Vinson dalam perjalanan menuju Semenanjung Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping menyerukan resolusi damai menyusul ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea. Ia menyatakan hal itu kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui sebuah panggilan telepon yang dilakukan pada Rabu (12/4).

Ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea saat ini dimulai dengan langkah AS menyebarkan kapal-kapal angkatan laut negara itu di Semenanjung Korea, Selasa (11/4). Korut menilai hal itu menjadi tanda kesiapan Negeri Paman Sam untuk berperang.

Komando AS untuk Asia Pasifik mengatakan penyebaran kelompok angkatan bersenjata yang dikenal sebagai Carl Vinson ditempatkan di Semananjung Korea adalah sebagai langkah antisipasi. Selama ini, di wilayah tersebut ketegangan terjadi dengan adanya serangkaian tes perangkat nuklir oleh Korut, yang mengancam negara-negara sekitarnya, khususnya Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. 

Tindakan AS kali ini juga dilakukan buat yang pertama kali sejak Korut melakukan uji coba nuklir pada 2006. Trump sebelumnya mengatakan negaranya siap melakukan tindakan sepihak dalam menghadapi ancaman senjata itu, seperti halnya terhadap Suriah.

Baca: Jepang Latihan Bersama AS di Semenanjung Korea

Korut juga telah menyatakan siap menghadapi langkah AS kali ini. Dalam sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri negara itu, disebut berbagai tindakan dapat diambil sebagai respons atas aksi yang dinilai sebagai agresi tersebut.

Penyebaran Angkatan Laut AS saat ini juga membuat Korut menganggap mereka memiliki hak untuk semakin meningkatkan kemampuan senjata nuklir. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu juga diyakini terus mengembangkan kemampuan nuklir yaitu sebuah rudal yang dapat menjangkau antar benua. AS diyakini menjadi salah satu target Korut.

Cina sebagai sekutu Korut mengatakan saat ini masing-masing pihak harus berupaya menekan ketegangan. Xi juga berjanji agar denuklirisasi tercapai sebagai salah satu resolusi perdamaian yang diinginkan oleh masyarakat internasional.

"Kami berharap masing-masing pihak dalam konflik ini tidak mengambil tindakan yang tak bertanggung jawab karena hal itu sangat berbahaya, khususnya di waktu sekarang," ujar Xi kepada Trump, melalui pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lu Kang pada Rabu (12/4). 

Global Times China merilis sebuah artikel yang mengatakan Korut harus menghentikan rencana apa pun terkait program nuklir. Hal itu harus dilakukan sebagai upaya mencegah berbagai tindakan tak diinginkan yang mungkin datang dari AS.

"Pyongyang harus menghindari keputusan yang salah saat ini," tulis Global Times China.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement