Rabu 12 Apr 2017 22:19 WIB

Awak Kapal India Korban Perompak Somalia Dibebaskan

Rep: Puti Almas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perompak Somalia beraksi di lautan. (ilustrasi)
Foto: AP
Perompak Somalia beraksi di lautan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pasukan Pemerintah Somalia menyelamatkan delapan awak kapal kargo India yang menjadi sandera perompak negara itu, Rabu (12/4). Mereka diketahui telah berada dalam penyekapan di Hobyo, sebuah kota pesisir selama dua hari.

Pembajakan terjadi pada Senin (10/4) lalu, saat kapal kargo India melintasi wilayah lepas pantai Somalia. Sebelumnya, ada 10 awak yang dilaporkan dibawa kabur oleh perompak.

Namun, pada saat itu juga pasukan keamanan lokal berhasil melakukan upaya penyelamatan kepada dua orang awak. Sementara, sembilan lainnya diduga disekap di daerah perbukitan El Hur dan Hadheere.

"Pasukan tentara Somalia telah berhasil delapan awak kapal Al Kausar yang menjadi sandera. Mereka seluruhnya dalam keadaaan sehat dan sepenuhnya aman," ujar kepala kepolisian Hobyo, Bashir Elmi, dilansir New York Times, Rabu (12/4).

Sebelumnya, para perompak disebut menjadikan awak kapal India sebagai sandera untuk meminta pertukaran tahanan. Setidaknya ada 117 bajak laut dari negara Afrika dilaporkan telah berada dalam tahanan Pemerintah India.

Perompakan di lepas pantai Somalia mengancam aktivitas pelayaran internasional sejak awal 2000 lalu. Pada 2012, kejahatan ini memuncak dengan laporakn sebanyak 237 kasus yang terjadi.

Namun, kasus kejahatan pembajakan di perairan Somalia menurun secara signifikan setelah patroli angkatan laut internasional dilakukan usai 2012. Selain itu, banyak perusahaan kapal yang memperkuat langkah-langkah keamanan jika awak mereka harus melintasi rute pelayaran tersebut.

Baru-baru ini, Pemerintah Somalia mengeluarkan izin yang memungkinkan nelayan asing beroperasi di periaran negara itu. Hal tersebut kemudian disebut menjadi salah satu pemicu aktivitas pembajakan kembali terjadi.

PBB sempat menyatakan bahwa banyak penangkapan ikan secara ilegal dilakukan oleh kapal-kapal asing di perairan Somalia. Banyak nelayan negara itu yang merasa kehilangan mata pencaharian dan memutuskan menjadi bajak laut untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement