REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKIR -- Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan serangan teror telah terjadi di negara itu, Rabu (12/4). Ia juga mengatakan ada kelompok militan yang dengan sengaja meletakkan alat peledak di sebuah terowongan bawah tanah.
Semula, ledakan besar yang terjadi di Diyarbakir pada Selasa (11/4) kemarin dinyatakan sebagai sebuah kecelakaan biasa. Namun, beberapa saat setelah itu, Soylu mengatakan ada penemuan alat peledak di dalam tanah yang berada di bawah markas polisi.
"Serangan dengan alat peledak itu dilakukan melalui sebuah terowongan bawah tanah. Ada kelompok teroris yang menanamkan alat tersebut disetelah menggali jalan tanah di bawah markas polisi," ujar Soylu, dilansir BBC, Rabu (12/4).
Sebanyak tiga orang tewas dalam peristiwa di kota itu. Belum ada kelompok yang mengklaim berada di balik ledakan tersebut. Namun, pihak berwenang Turki menduga bahwa kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) adalah tersangka utama.
Sebelumnya, kelompok yang dikategorikan oleh Pemerintah Turki, serta Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Uni Eropa sebagai organisasi teroris itu pernah melakukan kejahatan serupa. Di kota tersebut bentrokan antara PKK dan pasukan keamanan negara kerap terjadi, khususnya setelahg kesepakatan gencatan senjata dua belah pihak runtuh pada 2015 lalu.