REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Anjing yang menggigit delapan orang warga Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi belum tertangkap. Dampaknya, petugas belum bisa memastikan gigitan anjing tersebut termasuk rabies atau bukan.
"Belum dapat disimpulkan rabies karena anjing tidak ditemukan," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi Winda Sri Rahayu kepada Republika Rabu (12/4). Sehingga lanjut dia petugas belum bisa mendapatkan specimen untuk diperiksa di laboratorium.
Namun lanjut Winda, kalau dilihat dari kronologis kejadian besar kemungkinan anjing menderita rabies. Misalnya terang dia anjing tersebut tanpa ada tindakan provokatif dari warga langsung mengigit korban.
Winda menerangkan, tim Disnak Kabupaten Sukabumi hanya memberikan vaksinasi kepada anjing peliharaan warga di Kecamatan Cikembar pada 30 Maret lalu. Upaya ini kata dia untuk mencegah penyebaran rabies dari anjing liar ke anjing peliharaan warga.
"Kami memberikan vaksinasi dalam upaya pengendalian rabies," ungkap Winda. Pada saat itu tambah dia sekitar 70 persen populasi anjing peliharaan warga bisa diberikan vaksinasi.
Selain anjing peliharaan kata Winda, anjing liar yang ditemukan di lapangan akan segera diamankan petugas. Upaya ini dilakukan agar potensi serangan anjing rabies diminimalisir.
Diterangkan Winda, kasus gigitan anjing liar pada 2017 ini tercatat sebanyak dua kasus. Pertama terjadi pada Februari lalu di Desa/Kecamatan Cikembar terdapat lima warga yang menjadi korban.
Pada saat itu ungkap Winda anjing yang menggigit warga berhasil ditangkap warga dan dinyatakan positif rabies. Kasus kedua sambung dia terjadi pada 26 Maret lau.
Dalam peristiwa itu ada delapan warga yang terluka akibat gigitan anjing liar di dua desa yakni Kertaraharja dan Parakanlima. Ke delapan korban tersebut telah mendapatkan penanganan medis dan disuntik vaksin anti rabies (VAR).
Data Disnak Kabupaten Sukabumi menyebutkan, ke delapan warga yang terkena gigitan anjing liar tersebut berasal dari Desa Kertaraharja sebanyak enam orang dan dua orang lainnya dari Desa Parakanlima. Korban di Desa Kertaraharja yakni Mumuh (42 tahun), Hesti Devina (14), Burhan (50), Parlan (18), Tatang (45), dan Fahmi (13).
Sementara dua warga lainnya berasal dari Desa Parakanlima yakni Putri (12) dan Lutfi (3). Salah seorang warga Desa Kertaraharja Herman Suherman (35) mengatakan, warga masih khawatir dengan keberadaan anjing liar tersebut. "Warga berharap anjing tersebut bisa segera ditemukan," cetus dia.
Di sisi lain pemilik anjing peliharaan di Desa Kertarahajar Aus Rustriandi (17 tahun) mengatakan, warga menyambut positif adanya vaksinasi anjing. ''Anjing saya ada lima ekor yang digunakan untuk berburu babi hutan,'' kata dia.