REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Lembaga keamanan Nigeria menyatakan telah menggagalkan rencana milisi Boko Haram yang terkait dengan IS untuk menyerang Kedutaan Besar Inggris dan Amerika Serikat di ibu kota Abuja, Rabu (12/4).
Departemen Keamanan Negara (DSS) mengatakan, menangkap lima tersangka anggota kelompok militan yang bermarkas di negara bagian Benue, di sabuk tengah negara itu, antara 25 dan 26 Maret.
"Kelompok ini telah menyempurnakan rencana untuk menyerang kedutaam besar Inggris dan Amerika dan kepentingan Barat lainnya di Abuja," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui surat elektronik.
Lembaga keamanan mengatakan terduga anggota lain Boko Haram, yang ditangkap pada 22 Maret, di negara bagian Yobe di timur laut, mengaku detil dari rencana itu. Kedutaan besar Inggris dan AS di Abuja tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Boko Haram telah menewaskan lebih dari 20 ribu orang dan memaksa lebih dari 2 juta meninggalkan rumah mereka sejak 2009 dalam pemberontakan yang bertujuan untuk menciptakan negara Islam di negara yang paling padat penduduknya di Afrika itu.
Serangan juga telah menyeberang ke negara tetangga Nigeria, yaitu Kamerun dan Niger. Sementara itu, UNICEF mengatakan dalam laporannya bahwa penggunaan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri oleh pemberontak Boko Haram telah melonjak pada 2017.
Di negara-negara yang memerangi Boko Haram di kawasan Danau Chad-Nigeria, Niger, Kamerun dan Chad, 27 anak telah digunakan dalam serangan bunuh diri oleh kelompok milisi bersenjata itu pada tiga bulan pertama dalam setahun, menurut UNICEF dalam sebuah laporan dan pernyataan.
Ada sembilan kasus pada periode yang sama pada tahun lalu, kata dia, dan pada sepanjang tahun 2016 jumlah anak-anak yang digunakan sebagai pelaku pemboman adalah 30 orang. Kebanyakan dari mereka adalah anak perempuan.
Pemberontakan Boko Haram sekarang memasuki tahun kedelapan dengan sedikit tanda-tanda akan berakhir, sekalipun telah menyebabkan jatuhnya lebih dari 20 ribu korban jiwa. Kasus penculikan anak oleh kelompok Boko Haram menjadi terkenal di tingkat global setelah terjadinya penculikan lebih dari 200 anak perempuan dari kota Chibok di Nigeria bagian timur laut pada 2014.
UNICEF menjelaskan, Boko Haram telah menculik ribuan anak perempuan, sering memperkosa mereka, memaksa mereka untuk menjadi pelaku bom bunuh diri, memaksa mereka membantu militan dalam konflik atau menikahi para petempur.
Menurut laporan UNICEF, seorang anak perempuan berusia 16 tahun dari Chad kehilangan kakinya setelah dibius dan dipaksa oleh kelompok Boko Haram dalam sebuah aksi percobaan serangan bunuh diri di sebuah pasar yang ramai.
Meskipun anak perempuan itu selamat, awalnya keluarganya menolak dirinya "karena takut terhadap stigma".
Anak-anak yang melarikan diri dari kelompok Boko Haram sering ditahan oleh pihak berwenang atau dikucilkan oleh masyarakat dan keluarga mereka. Anak-anak merupakan 1,3 juta dari 2,3 juta orang yang mengungsi akibat konflik.