REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia mengapresiasi program kapal kemanusiaan ke Somalia yang diinisiasi Aksi Cepat Tanggap (ACT). Dalam pertemuan beberapa hari lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut hangat program tersebut karena dinilai dapat membantu mengentaskan kelaparan di daratan Afrika.
Kalla sepakat Indonesia harus tampil sebagai bangsa penolong. “Kita bangsa tangan di atas, bukan di bawah. Langkah ACT perlu memperoleh dukungan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (12/4).
Dia pun menyampaikan pandangannya seputar kerja kemanusiaan. Pertama, perkuat manajemen logistik. Hal ini menentukan efisiensi dan efektivitas penyaluran bantuan. Kedua, libatkan sinergi antar-bangsa dalam mengatasi persoalan bangsa lain. Ketiga, kerja kemanusiaan berada di atas persoalan politik.
Di atas semua itu, dia mengatakan kerja kemanusiaan menuntut kepercayaan publik. Pengiriman bantuan perlu dipaparkan luas bahwa ACT benar-benar menunaikan amanah. “Sebetulnya, akan lebih bagus kalau tak hanya seremoni pengiriman bantuan yang disebarluaskan, tapi penerimaan bantuan yang kalian bawa benar-benar sampai di tangan yang dituju. Itu lebih menguatkan kepercayaan masyarakat,” kata Kalla.
Di sela uraiannya, Wapres menyebut Indonesia adalah bangsa yang sangat diharap berperan penting di ranah kemanusiaan. Sudah saatnya Indonesia meneguhkan peran terseut. “Peran menjadi penolong, tangan di atas bukan peminta yang tangannya di bawah,” urainya.
Tentang dukungan atas kapal kemanusiaan, JK ‘membocorkan’ rencana pemerintah Indonesia dalam waktu dekat terkait Somalia. ApabilaACT dalam pelayaran perdana bulan April ini siap mengirim 1.000 ton pertama dari total 25 ribu ton yang ditargetkan, maka pemerintah berkomitmen membantu 5.000 ton untuk Somalia.
Presiden ACT Ahyudin mengatakan tentang pilihan bantuan yang berfokus pada satu bentuk saja, yakni beras. Hal tersebut karena beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. “Kita bantu bangsa lain yang lapar dengan apa yang kita makan sehari-hari. Tidak semua rakyat Indonesia adalah petani atau penghasil beras, tapi setiap rumah di Indonesia rasanya pasti punya beras. Semua orang punya kesempatan untuk berkontribusi,” kata Ahyudin.
Jika urusan perizinan dan surat-surat ekspor beras sebagai barang bantuan tuntas diselesaikan, ACT akan secepatnya memberangkatkan kapal kemanusiaan tahap pertama di pekan ketiga April. Ahyudin menyebut perkiraan paling cepat 23 April atau paling lambat 30 April. Pengiriman dilakukan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ke Mogadishu Somalia. “Insya Allah Wapres Jusuf Kalla berkenan melepas bantuan perdana ini,” ujarnya.