Kamis 13 Apr 2017 09:14 WIB

Siswa Bunuh Diri, FSGI: Ada Upaya Mengaburkan Fakta

Rep: Kabul Astuti/ Red: Bilal Ramadhan
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Amelya Nasution telah melapor ke polisi terkait kematian Amel yang diduga karena ketakutan setelah dipangil tiga oknum guru SMKN 3 Padang Sidempuan. Siswi kelas XII ini memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun tanaman.

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengatakan dua kawan Amelya Nasutian yang berinisial IR dan R menjadi saksi pelapor dari pengaduan keluarga Amel ke polisi. Keduanya sudah memberikan keterangan atau BAP.

Menurut informasi, sejak kematian Amel, ketiga guru yang diduga melakukan intimidasi karena status media sosial Amel dan dua kawannya terkait kebocoran jawaban USBN di sekolahnya, sudah tidak terlihat hadir di sekolah.

"Ada upaya-upaya pihak tertentu mengaburkan fakta bahwa Amel bunuh diri bukan karena diintimidasi gurunya, tetapi masalah pacaran dan masalah keluarga. Sementara warga sekitar dan teman-teman Amel tahu bahwa Amel tidak punya pacar," kata Retno Listyarti, kepada Republika.co.id, Kamis (13/4).

FSGI menyayangkan bantahan Kadisdik Sumatera Utara atas latar belakang tewasnya Amelya Nasution, yang menyebut tewasnya Amel tidak berkaitan dengan intimidasi guru dalam kasus kebocoran soal USBN.

Retno mengatakan, Kadisdik Sumatera Utara diduga tidak mengetahui persis permasalahan ini dan hanya menerima sepihak penjelasan dari pihak sekolah tanpa melakukan cross check dengan keluarga korban dan kedua teman korban I dan R.

Kadisdik menyatakan bahwa tidak ada kebocoran UNBK di SMKN 3 maupun di wilayahnya, padahal Retno menjelaskan, status yang diunggah dan dikomentari Amel dan kedua kawannya adalah kebocoran USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) bukan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer).

Retno menegaskan, Amel sudah tidak bisa mengikuti UNBK, karena saat UNBK berlangsung Amel sedang dirawat di RSUD Padang Sidempuan. Setelah menjalani perawatan selama 9 hari, Amel meninggal dunia dan UNBK susulan yang seharusnya diikuti Amel jika dia sembuh, baru akan berlangsung 18-19 April 2017. Amel sudah meninggal dunia jauh sebelum ujian susulan tersebut dilaksanakan.

Menurut Retno, Inspektorat Kemdikbud RI sedang diturunkan ke Padang Sidempuan untuk mencari keterangan, namun Kadisdik sudah sangat yakin dengan bukti-bukti bahwa Amel meninggal karena permasalahan keluarga.

Retno menduga kuat tim Kadisdik belum meminta keterangan dari keluarga korban dan kedua teman Amel yang berinisial I dan R, tetapi sudah memvonis bahwa latar belakang kematian Amel bukan karena masalah kebocoran USBN  di sekolahnya yang diunggah dan dikomentari Amel bersama dua rekannya tersebut.

"FSGI memiliki jaringan di Sumatera Utara dan akan terus memantau perkembangan kasus meninggalnya Amelya Nasution," tegas Retno.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement