REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (IKA SUKA) ikut mengutuk dan mengecam insiden penyiraman Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan, Selasa (11/4) lalu. Ketua Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Syaiful Bahri Anshory menilai aksi teror dengan menyiramkan air keras mengenai wajah Novel Baswedan, ditengarahi butut dari kasus korupsi besar yang sedang ditangani oleh korban.
Syaiful Bahri dan segenap alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan dukungan secara penuh kepada penegak hukum dan institusi KPK, untuk tetap menjadi garda terdepan dalam pemberantasan Korupsi di Indonesia. Ia menegaskan bersama ribuan Alumni UIN Sunan Kalijaga akan melawan setiap upaya pelemahan institusi KPK dan penegakan hukum di Indonesia.
"KPK tidak usah takut dengan aksi teror yang ingin melemahkan KPK, kita akan melawan siapapun yang akan melemahkan KPK demi tegaknya supremasi hukum". kata Syaiful Bahri, yang juga merupakan anggota DPR RI Komisi I, dalam keterangannya Kamis (13/4).
Syaiful Bahri meminta kepada KPK untuk tetap melanjutkan pngusutan kasus E-KTP yang merugikan uang negara trilyunan rupiah dan dan mega korupsi lain. Ia mengecam terhadap tindakan teror atas Novel Baswedan dan menganggap bahwa tindakan tersebut sangat biadab dan tidak manusiawi.
"Saya meminta pada aparat kepolisian untuk membokar siapa dalang yang menyerang Novel Baswedan," terang Syaiful Bahri.
Syaiful Bahri Mengajak kepada seluruh alumni Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga (IKA SUKA) Yogyakarta untuk tetap menjadi Avant Garde dalam memerangi budaya korupsi diseluruh lini, dan Memberikan Pendidikan kepada masyarakt bahwa korupsi adalah musuh Agama dan Negara.
Sebagai Informasi, Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dipindahkan dari Rumah Sakit Mata Jakarta Eye Center (JEC), ke Rumah Sakit Singapura kemarin.