REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari dua dekade berkiprah, grup musik GIGI tidak mau dianggap sebagai living legend atau legenda hidup. Band yang terdiri dari Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, dan Gusti Hendy itu justru ingin terus tumbuh bersama penggemar.
Pada usia GIGI ke-23 yang dirayakan tepat 22 Maret 2017 lalu, GIGI menyatakan makin solid sebagai tim. Para personelnya ingin terus berkarya hingga tak sanggup lagi bermain musik, menunjukkan eksistensi di tengah band lain yang banyak bermunculan.
"Caranya dengan rekaman, ada album religi yang akan segera keluar, juga manggung di bulan puasa. Selain beribadah juga ngabuburit bareng komunitas yang memang tiap tahun kami lakukan," ungkap Thomas Ramdhan, pemain bass GIGI.
Pria 50 tahun itu mengatakan, GIGI mengakui selama ini terlalu fokus bermusik tanpa melihat kiri kanan. Kini mereka seolah 'terbangun' dan mendapati sistem sudah banyak berubah dibandingkan bertahun-tahun silam.
Momen itulah ketika Thomas dan kawan-kawan sepakat berproses dari analog ke digital, melibatkan generasi muda untuk menggaet penggemar muda. Perubahan manajemen GIGI menjadi "Rumah Cinta Gigi Kita" dan peluncuran situs baru www.gigibandofficial.com adalah beberapa cara yang mereka gagas.
Vokalis GIGI Armand Maulana mengatakan, selama 20 tahun ke belakang GIGI cenderung bersifat konservatif. Pada eranya, hal itu disebut Armand sebagai kekuatan utama namun kini ada upaya lain yang harus dilakukan untuk bertahan di era digital.
"Kami tidak mau GIGI disebut living legend tapi hanya dikenal namanya saja. Sekarang manajemen diurus sepenuhnya oleh keluarga besar GIGI, punya situs baru dengan e-commerce platform. Mudah-mudahan bisa membuat GIGI tetap ada di musik Indonesia," kata pria 46 tahun itu.