Kamis 13 Apr 2017 16:01 WIB

Rusia Memveto Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Suriah

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Foto yang diambil kelompok antipemerintah Suriah Edlib Media Center yang telah diautentifikasi menunjukkan dokter menangani seorang anak menyusul dugaan serangan kimia di Kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, 4 April 2017.
Foto: Edlib Media Center, via AP
Foto yang diambil kelompok antipemerintah Suriah Edlib Media Center yang telah diautentifikasi menunjukkan dokter menangani seorang anak menyusul dugaan serangan kimia di Kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, 4 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rusia memblokir upaya Barat di Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk serangan gas mematikan pekan lalu di Suriah. Dewan Keamanan PBB mendorong Suriah bekerja sama dengan penyelidik internasional atas insiden tersebut.

Ini adalah kedelapan kalinya selama perang sipil enam tahun Suriah, Rusia menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk melindungi pemerintah Assad, Rabu (12/4).

Dalam veto terbaru, Rusia memblokir rancangan resolusi yang didukung oleh Amerika Serikat, Prancis dan Inggris. Resolusi itu mengecam serangan di kota Khan Sheikhoun dan meminta pemerintah Assad untuk menyediakan akses bagi penyelidik dan informasi seperti rencana penerbangan.

Serangan gas beracun yang dilakukan Pemerintah Suriah pada 4 April berakibat pada serangan rudal Amerika Serikat ke pangkalan udara Suriah. Ini membuat hubungan Amerika Serikat dan Rusia semakin retak.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepercayaan Rusia kepada AS telah terkikis di bawah Presiden AS Donald Trump.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson usai bertemu dengan para pemimpin Rusia di Moskow mengatakan, hubungan antara AS dan Rusia berada pada titik rendah dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Tillerson terus menyerukan Assad untuk melepaskan kekuasaan.

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley meminta Rusia berhenti melindungi Assad. Amerika Serikat ingin bekerja dengan Rusia menuju solusi politik untuk Suriah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement