Kamis 13 Apr 2017 16:05 WIB

Dua Tersangka Pembunuhan di Medan Diberi Rp 500 Ribu dan Rp 300 Ribu

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Petugas kepolisian mengiring seorang tersangka bernama Roni (21) yang berhasil ditangkap terkait kasus pembunuhan sekeluarga saat tiba di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Rabu (12/4).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas kepolisian mengiring seorang tersangka bernama Roni (21) yang berhasil ditangkap terkait kasus pembunuhan sekeluarga saat tiba di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Rabu (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kedua tersangka pembunuhan sadis sekeluarga di Medan mengaku diberikan uang sebelum beraksi. Uang yang diduga merupakan upah itu diberikan oleh Andi Lala (37), terduga otak pelaku pembunuhan tersebut.

Uang yang diberikan itu pun terhitung tidak besar. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting menyebutkan, keduanya diberikan uang di bawah Rp1 juta sebelum pembunuhan dilakukan.

"Dari hasil interogasi kemarin, Roni diberi upah Rp 500 ribu dan Andi Saputra Rp 300 ribu‎," kata Rina, Kamis, (13/4).

Roni (21), warga Jl Pembangunan II, Sekip, Lubuk Pakam, Deli Serdang ditangkap tim Polda Sumut di Lubuk Pakam, Selasa (11/4) sore. Dalam pembunuhan tersebut, Roni berperan sebagai esksekutor ketiga korban anak-anak. Dua korban yang dia bunuh, Naya (14) dan Gilang (8) tewas dengan kondisi mengenaskan. Sementara anak yang paling kecil, K (4), selamat dari pembantaian itu dan saat ini masih mendapat perawatan intensif di RSUP H Adam Malik.

"Bapaknya Roni ini saudara atau kakak adik sama Andi Lala. Jadi keponakan kandung," ujar Rina.

Sementara itu, Andi Saputra (27) diamankan di Air Batu, Asahan, pagi ini, Rabu (12/4). Dia merupakan warga Jl Sempurna, Sekip, Lubuk Pakam.

"Andi Saputra berperan sebagai penjaga atau mengawasi keadaan sekitar rumah korban atau mengawasi orang-orang di sekitar TKP," kata Rina.

Untuk sementara, motif pembunuhan yang menewaskan lima orang sekeluarga itu disebabkan rasa dendam dan perampokan. Andi Lala diduga ingin menguasai uang korban Riyanto yang baru menjual tanah warisan. Tanah tersebut dijual dalam pelepasan lahan untuk pembangunan jalur tol Medan-Tebing Tinggi.

Terkait jumlah uang korban yang dirampok tersangka, Rina mengaku, belum diketahui. ‎"Belum tahu karena barang bukti tidak ditemukan. Masih didalami terus," ujar mantan Kapolres Binjai itu.

Saat ini, aparat kepolisian masih memburu Andi Lala yang diduga merupakan otak pelaku pembunuhan tersebut. Dia pun sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) dan fotonya sudah disebar ke seluruh Polda di Indonesia.

"Kami terus melakukan pengejaran terhadap tersangka Andi Lala yang statusnya sudah dijadikan DPO," kata Rina.

Lima orang yang merupakan sekeluarga ditemukan tewas besimbah darah di sebuah rumah di Jl Mangaan Gang Banteng, Mabar, Medan Deli, Medan, Ahad (9/4) pagi. Lima korban pembunuhan tersebut, yakni pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (40), kedua anak mereka, Naya (14) dan Gilang (8) serta mertua Riyanto, Sumarni (60).

Sementara putri bungsu Riyanto dan Yani, K (4), selamat dari pembantaian. Saat ini, kondisi balita malang yang sempat kritis itu terus membaik dan masih menjalani perawatan di rumah sakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement