REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan sempat menanyakan keberadaan pelanggan pakaian Muslim (gamis) terkait teror penyiraman cairan kimia terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
"Khusus saya tanyakan apakah pernah ada datang seorang lelaki pelanggan yang membeli baju. Namun nyatanya tidak ada," kata Irjen Polisi Iriawan di Jakarta Kamis.
Kapolda menegaskan pihak Novel menyebutkan sebelum kejadian tidak pernah ada pelanggan pakaian yang datang ke rumahnya. "Yang saya ingin tanyakan siapa tahu ada yang mencoba membeli baju ke rumahnya (laki-laki). Ternyata gak ada, itu maksud saya," ujarnya seraya menambahkan istri Novel jual-beli pakaian gamis.
Iriawan menyatakan penyidik berencana memeriksa istri Novel namun saat ini masih mendampingi korban menjalani perawatan di Singapura. Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengungkapkan polisi menggali keterangan sejumlah saksi terutama tetangga Novel yang menyampaikan sempat beberapa orang duduk di rumah korban sekitar dua pekan lalu.
Penyidik kepolisian mengamankan foto orang itu untuk identifikasi lebih lanjut. Iriawan menduga pelaku penyiraman penyidik kasus dugaan korupsi mega proyek KTP elektronik itu, tidak sendiri.
Novel disiram air keras yang diduga dilakukan dua orang pria tidak dikenal di jalan Deposito depan Masjid Al Ikhsan RT03/10 Kelapa Gading Jakarta Utara usai menjalani solat subuh pada Selasa (11/4) pukul 05.10 WIB.
Akibat kejadian itu, Novel mengalami luka pada bagian wajah dan bengkak pada bagian kelopak mata kiri, sementara itu pelaku melarikan diri.
Baca juga, Novel Baswedan Diserang Air Keras, Ini Kata Setya.