Kamis 13 Apr 2017 19:09 WIB

Pertamina Kembangkan Jaringan Agen Elpiji Syariah

Proses bongkar muat gas elpiji kemasan tabung 3 kg di salah satu agen.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Proses bongkar muat gas elpiji kemasan tabung 3 kg di salah satu agen.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- PT Pertamina menguji coba pengembangan sistem pemasaran elpiji nonsubsidi melalui program agen elpiji syariah di sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur.

Manajer Domestik Gas PT Pertamina Region V Jatim Bali Nusa Tenggara Hardjono saat peresmian agen elpiji syariah di Ponpes Fattahiyyah, Tulungagung, Kamis (13/4) mengatakan saat ini uji coba program pemasaran itu telah dilakukan di empat pondok pesantren di wilayah eks-Karesidenan Kediri.

"Kerja sama agen elpiji syariah sementara ini sudah dilakukan dengan empat ponpes di Blitar dan Tulungagung," ujarnya.

Ia menjelaskan pengembangan konsep pemasaran elpiji secara syariah itu dikhususkan untuk produk elpiji nonsubsidi, terutama untuk jenis "bright" dengan ukuran 5,5 kilogram. Selain bertujuan membantu pemasaran elpiji nonsubsidi di masyarakat, program agen elpiji syariah diharapkan bisa membantu kalangan pondok pesantren untuk lebih mandiri secara ekonomi karena telah memiliki kemampuan pengembangan usaha secara berjejaring dengan konsep ekonomi syariah tersebut.

"Agen elpji syariah ini memiliki keleluasaan untuk membangun kerja sama bisnis dengan outlet-outlet penjualan elpiji di sekitarnya hingga tingkat desa dengan sistem bagi hasil atau bagi untung," ujarnya.

Berapapun keuntungan yang didapat oleh outlet penjualan elpiji nonsubsidi, kata Hardjono, keuntungan dibagi sesuai kesepakatan yang ditentukan oleh pihak agen dengan outlet yang berjejaring. "Apakah bagi hasilnya 70:30, 65:35, atau 75:25, itu terserah kesepakatan mereka. Agen yang pegang kendali dan Pertamina hanya membantu serta mengajari teknis pemasarannya. Keuntungan mereka yang dapat," ujarnya.

Dukungan lain yang diberikan Pertamina adalah penyediaan (peminjaman) tabung elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram maupun 12,5 kilogram untuk pemenuhan kebutuhan sirkulasi pemasaran di setiap agen yang ditunjuk oleh Pertamina.

"Target kami tahun ini kerja sama agen elpiji syariah di 40-50 ponpes di Jatim," ujarnya.

Jika animo masyarakat baik dan pemasaran elpiji nonsubsidi melalui program pemasaran syariah berhasil, lanjutnya, Pertamina berencana mengadopsi konsep pemasaran tersebut sebagai program nasional dan diberlakukan di ponpes-ponpes lain di seluruh Indonesia.

"Ini adalah program dari pusat. Namanya 'Marketing Tripoin-O'. Marketing 'rahmatan lil alamin'. Jadi bukan hanya cari keuntungan, tapi juga berbagi keuntungan ke pondok-pondok pesantren sekaligus beramal dalam pengembangan ponpes di Indonesia," tuturnya.

Selain membantu program Pertamina, kata Hardjono, juga mendukung program pemerintah seperti amanah Presden Jokowi (Joko Widodo) untuk mengajarkan teknis pemasaran di pesantren-pesantren.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement