REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris, Theresa May yakin pemerintah Bashar al-Assad adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan gas beracun yang terjadi di Kota Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib. Meskipun, presiden Suriah tersebut menolak keras tuduhan tersebut.
Dalam wawancara sebelumnya dengan Agence France-Presse, Assad mengatakan, tuduhan Amerika Serikat dan sekutunya yang menyalahkan pemerintahan Suriah dibantah 100 persen. May mengatakan, besarnya kemungkinan serangan gas racun di Provinsi Idlib dilakukan oleh rezim Assad.
“Dan sejauh pemikiran yang kita percaya, sistem sendiri adalah orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan serangan itu,” kata May.
Serangan yang terjadi pada Selasa (4/4), menewakan 72 orang, termasuk anak-anak. Puluhan orang lainnya mengalami gangguan pernapasan dan gejala keraacunan sperti muntah, pingsan, dan berbusa di mulut.
Delegasi Inggris untuk Organisasi Internasional untuk Pelarangan Senjata Kimia pada Kamis (13/4), menyebutkan, sampel yang diambil dari lokasi serangan diduga menunjukkan adanya gas sarin saraf.