Jumat 14 Apr 2017 09:59 WIB

Starbucks di Inggris Mulai Ditinggalkan Pelanggan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Logo kedai kopi Starbucks
Foto: AFP
Logo kedai kopi Starbucks

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Starbucks mengalami penurunan bisnis yang cukup tajam di Inggris dengan keuntungan sebelum pajak turun 61 persen menjadi 13,4 juta poundsterling. Penurunan ini merupakan dampak dari Brexit sehingga kepercayaan terhadap konsumen turun.

Tak hanya itu, tagihan pajak Starbucks juga turun dari 8,4 juta poundsterling menjadi 6,7 juta poundsterling. Perusahaan Amerika Serikat telah menghadapi kritik berat atas jumlah pajak yang dibayarnya di Inggris.

Starbucks di Inggris telah mengalami goncangan ekonomi dan geopolitik yang signifikan tahun ini, sehingga berpengaruh terhadap penjualan termasuk perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat dampak Brexit. Kekhawatiran keamanan juga berkontribusi terhadap melemahnya kepercayaan konsumen. Selain itu, biaya investasi dan restrukturisasi Inggris juga mempengaruhi keuntungan Starbucks.

"Ada tantangan yang tak diragukan lagi sehingga konsumen lebih berhati-hati, kami berinvestasi secara signifikan untuk mendorong inovasi di penawaran kopi dan makanan, ini sangat didorong oleh respon dari konsumen kami," ujar Presiden Starbucks untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Martin Brok dilansir BBC News, Jumat (14/4).