REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia Arif Susanto menilai, debat kandidat terakhir pada Pilgub DKI 2017 tidak memunculkan salah satu pemenang dengan keunggulan mutlak. Sehingga, debat kandidat tersebut menurutnya tidak mengubah peta kekuatan kedua pasangan calon secara signifikan.
"Perdebatan pada (12/4) lalu tidak memunculkan salah satu pemenang dengan keunggulan mutlak atas yang lain. Akibatnya, meskipun terdapat pergeseran sentimen, tetapi tidak terjadi perubahan signifikan dukungan terhadap kedua Paslon," kata Arif saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/4).
Situasi tersebut menurutnya, membuat peluang Anies dan Ahok untuk memenangkan kontestasi Pilgub DKI 2017 masih sama kuat. Meskipun pasangan Anies-Sandi kerap unggul di beberapa hasil survei, tetapi keunggulannya masih terbilang tipis. "Situasi saat ini dapat disebut neck-to-neck, ketika dua kompetitor memiliki peluang kurang lebih setara untuk memenangi pertarungan," ucap Arif.
Arif mengatakan, peluang kedua pasangan calon yang hampir setara tersebut menunjukkan belum adanya pasangan calon yang terbilang aman dalam kontestasi Pilgub DKI. Maka dari itu, menurutnya dibutuhkan suatu terobosan strategi kampanye untuk memuluskan jalannya menuju kursi DKI satu.
Debat Pilkada Jakarta putaran II telah digelar pada Rabu (12/4) lalu. Sementara, pencoblosan pilkada Jakarta putaran II akan digelar pada Rabu (19/4) mendatang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan 19 April sebagai hari libur.
Baca juga: Debat Pamungkas Pilkada DKI Dinilai Mantapkan Pilihan Swing Voters