REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, mengaku tidak terlalu percaya dengan hasil survei dari berbagai macam lembaga survei. Dari beberapa survei terakhir, Djarot bersama pasangannya Basuki Tjahaja Purnama menempati urutan kedua atau lebih kecil perolehan suaranya dibandingkan pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
"Kalau kami, kan tidak percaya sama survei. Survei macam-macam, tapi ingat bahwa survei itu dinamis. Kalau naik Alhamdulilah sehingga peluang untuk menang itu gede. Sebab kalau sudah naik mau diturunin susah dan naiknya itu jangan drastis, harus bertahap," ujar Djarot.
Djarot beranggapan hasil survei tidak menjadi penentu kemenangan. "Kemarin pada saat putaran pertama kita sempat drop itu, turun. Bayangkan sampai ditempatkan nomor 3, paling rendah. Nomor 1 waktu itu pak Agus, nomor 2 pak Anies, kami paling rendah. Tapi, kemudian ada rebound balik. Anda harus tahu loh putaran pertama yang menang itu pasangan Basuki-Djarot loh," ujarnya.
Dalam beberapa hasil survei Anies-Sandi selalu unggul. Seperti survei LSI Denny JA, pasangan Anies-Sandi mendapat perolehan suara sebesar 51,4 persen, lebih unggul dibandingkan pasangan Ahok-Djarot yang hanya mendapat dukungan sebesar 42,7 persen. Sementara, survei SMRC meskipun terpaut satu persen Anies Baswedan-Sandiaga Uno lebih unggul dibandingkan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Pasangan Ahok-Djarot elektabilitasnya 46,9 persen dan Anies-Sandi sebesar 47,9 persen. Sementara yang belum tahu dan tidak menjawab sebanyak 5,2 persen.
Baca juga: Debat Pamungkas Pilgub DKI Disebut tak Ubah Peta Kekuatan